Sabtu 26 Apr 2014 12:57 WIB

Mediator Ditahan, AS Siapkan Sanksi Baru Rusia

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: A.Syalaby Ichsan
Milisi Ukraina pro-Rusia (ilustrasi)
Foto: afp
Milisi Ukraina pro-Rusia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLAVIANSK -- Amerika Serikat dan Uni Eropa akan menjatuhkan sanksi baru terhadap warga Rusia yang terlibat dalam krisis Ukraina. Ketegangan di Ukraina ini memuncak setelah separatis bersenjata pendukung Rusia menahan sebuah bus yang membawa mediator internasional.

"Sanksi AS dan UE yang baru dijatuhkan sebagai bentuk respon terhadap upaya Rusia yang menggoyahkan Ukraina timur," kata seorang sumber anonim.

Uni Eropa akan memasukan 15 nama yang akan dikenai sanksi dan akan fokus pada orang-orang yang dinilai bertanggung jawab atas kekisruhan di Ukraina. Sedangkan, AS akan menjatuhkan sanksi pada orang-orang, termasuk kroni Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Daftar Eropa akan lebih banyak berhubungan pada orang-orang yang langsung terlibat dalam aksi itu, dan daftar dari Amerika lebih fokus pada kronis dan kesatuan," katanya.

Ia pun menambahkan, sejumlah negara Uni Eropa masih mempertimbangkan memberikan sanksi pada orang-orang yang berhubungan dengan Putin.

Jerman dan Inggris sepakat atas penjatuhan sanksi terhadap Rusia atas penolakan Rusia melaksanakan kesepakatan perdamaian internasional yang digelar pekan lalu. "Kami berupaya dengan mitra internasional kami untuk memastikan bahwa ketika kami melakukannya, kami melakukannya secara efektif," kata Menteri Keuangan AS Jack Lew.

Konselor Jerman Angela Merkel pun mengajak para pemimpin untuk bereaksi. "Karena tidak ada kemajuan, kita harus menjatuhkan sanksi lebih lanjut," katanya. Sedangkan, Prancis mengatakan sanksi-sanksi tersebut telah didiskusikan.

Para separatis di Slaviansk menyebutkan para mediator itu ditahan karena diduga membawa seorang mata-mata pendukung pemerintah Barat di Kiev.

"Orang-orang yang datang ke sini sebagai pengamat, membawa seorang mata-mata. Ini tidak baik," kata Vyacheslav Ponomaryov di depan gedung aparat keamanan yang diduduki oleh separatis.

Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen mengatakan 13 pengamat dari Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) telah ditahan, termasuk tiga anggota dari pasukan militer Jerman, seorang penerjemah Jerman, dan seorang warga berkebangsaan Denmark.

"Ini sangat penting sehingga kami menggunakan semua jalur diplomatik untuk membebaskan mereka tanpa terluka," kata Von der Leyen. Tambahnya, para pejabat pun tengah berupaya memenuhi permintaan penculik.

Sedangkan, Rusia masih membantah pihaknya mengarahkan para separatis untuk mengendalikan Ukraina timur selama tiga pekan ini. Meskipun begitu, Gedung Putih menyebutkan Presiden AS Barack Obama dan sekutu Eropa sepakat bahwa Rusia yang menyebabkan peningkatan ketegangan di wilayah itu.

Sanksi yang telah dijatuhkan kepada sejumlah pejabat Rusia sebelumnya pun dicemooh oleh Putin. Sementara itu, Ukraina telah mengirimkan pasukannya menghadapi para separatis.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement