REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pengamat politik dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Prof Dasi Astawa, menilai kemenangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Bali bukan faktor figur Joko Widodo sebagai calon presiden partai itu.
"Tidak ada hubungannya karena sejak 2009 partai politik berideologi nasionalis yang selalu unggul di Bali seperti Golkar, PDIP, dan Demokrat," katanya di Denpasar, Sabtu.
Tenaga pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP itu mengemukakan bahwa Bali menjadi basis dukungan partai politik berlambang banteng gemuk dalam lingkaran itu disebabkan adanya hubungan sejarah sejak era Soekarno.
"Di samping itu, secara nasional partai pesaing lain seperti Demokrat dan PKS sedang terpuruk karena kadernya terjerat kasus korupsi," kata Dasi Astawa.
Terkait dengan raihan suara PDIP yang hanya 19 persen secara nasional yang pada awalnya ditargetkan 27 persen, dia menganggap sosok Jokowi belum bisa mendongkrak PDIP secara signifikan.
"Nanti untuk pemilu presiden, Jokowi harus bisa memilih sosok wakil yang tepat," ujarnya.
Sosok yang tepat tersebut, lanjut Dasi, adalah yang memiliki wawasan internasional karena Jokowi belum teruji dalam menjalin hubungan dengan asing.
"Hubungan internasional terdiri dari berbagai hal, seperti ekonomi, politik, dan budaya. Oleh karena itu, Jokowi harus memiliki wakil presiden yang berwawasan luas," katanya.