REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Potensi permodalan untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM) di Maluku cukup besar, kata Direktur Utama (Dirut) PT PNM Persero Parman Nataatmadja, di Ambon, Sabtu.
"Kalau saya lihat di sini potensinya cukup besar bagi kita untuk membangun 15 hingga 20 kantor klaster Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM)," katanya.
Parman mengatakan, PNM sejak Mei 2013 secara bertahap telah membangun empat kantor klaster ULaMM di Maluku, yakni di kawasan Mardika dan Desa Passo (Kota Ambon), Desa Gemba (Kabupaten Seram Bagian Barat), dan Kota Masohi (Kabupaten Maluku Tengah).
Kantor klaster ULaMM yang berada di bawah PNM Cabang Makassar tersebut telah melayani permintaan peminjamaan modal usaha kepada hampir 270 orang nasabah.
"Lumayan, sudah Rp17 miliar pembiayaan untuk satu kantor, biasanya kita harus lebih dari Rp20 hingga Rp30 miliar untuk satu kantor meliputi beberapa kecamatan," katanya.
Melihat potensi permodalan UMKM yang cukup besar di Maluku, Parman menyatakan, pihaknya berencana mendirikan kantor klaster ULaMM PNM di wilayah lainnya di daerah itu, pada 2015.
"Tahun depan akan dibuka secara bertahap kantor ULaMM PNM di setiap wilayah di Maluku, untuk pertama kami akan lihat bagaimana dengan di Kabupaten Buru, di Pulau Seram juga akan kami tambah," ucapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, sebagai lembaga keuangan non-bank milik pemerintah, PNM secara keseluruhan dalam waktu lima tahun telah memiliki 700 kantor yang melayani hampir 160 ribu nasabah di 2.700 kecamatan se-Indonesia.
Tidak hanya memberikan bantuan pinjaman modal usaha dan biaya pengembangan UMKM tanpa bunga, PNM juga memberikan pelatihan tentang pengembangan usaha kepada para nasabahnya secara gratis.
"Pelatihan yang kami berikan gratis bisa dalam waktu tiga hingga 11 bulan, ini kami lakukan untuk mengubah 'mindset' mereka untuk lebih maju karena yang bermasalah dari UMKM kebanyakan adalah tidak memiliki mimpi ke depan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kami wajib untuk melakukan tugas itu" ucapnya.