REPUBLIKA.CO.ID, URUMQI -- Pihak berwenang di Provinsi Xinjiang, Cina, menawarkan hadiah uang tunai kepada para warga yang mau melaporkan tetangga mereka yang memelihara janggut. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah setempat untuk menekan praktik keagamaan masyarakat Muslim Uighur di wilayah tersebut.
“Kebanyakan masyarakat Xinjiang hidup dalam kemiskinan. Jadi, lewat insentif ini, pemerintah mencoba mendorong orang-orang Uighur untuk mengkhianati sesama mereka dengan iming-iming keuntungan finansial,” kata Juru Bicara Kongres Uighur Dunia (WUC), Alim Seytoff kepada Aljazeera akhir pekan ini.I
a menuturkan, pemerintah Cina baru-baru ini mengumumkan penawaran hadiah bagi setiap informan yang mau melaporkan tetangga mereka yang memelihara janggut. Besaran hadiah yang ditawarkan pun variatif, yakni mulai dari 50 hingga 50 ribu yuan (berkisar delapan sampai 8.000 dolar AS).
Ini bukanlah kali pertamanya otoritas lokal Cina berupaya menghapus praktik keagamaan umat Muslim di wilayah Xinjiang. Agustus lalu, seorang warga bernama Arzugul Memet, diusir paksa dari kontrakannya lantaran mengenakan cadar.
Tak hanya itu, pihak berwenang di Xinjiang juga telah meluncurkan kampanye berlabel ‘Project Beauty’. Tujuannya adalah untuk mencegah penduduk setempat mengenakan kerudung yang sudah menjadi praktik umum berbusana di kalangan perempuan Uighur.
Provinsi Xinjiang telah mendapatkan hak otonomi sejak 1955. Namun demikian, wilayah ini terus saja dijadikan sasaran tindakan keras keamanan besar-besaran oleh pemerintah Beijing. Kelompok-kelompok HAM menuduh pihak berwenang Cina melakukan tindakan represif terhadap hak beragama Muslim Uighur di Xinjiang dengan dalih menangkal terorisme.