Senin 28 Apr 2014 19:09 WIB

Assad Ikuti Pilpres Ketiga

Bashar al-Assad
Foto: AP/Vahid salemi
Bashar al-Assad

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Presiden Suriah Bashar al-Assad mendeklarasikan Senin dia akan mencalonkan diri dalam pemilihan pada 3 Juni untuk masa jabatan ketiga kendati perang saudara tiga tahun yang berawal dari protes melawan kekuasaannya masih terjadi.

Ketua Parlemen Mohammad al-Laham mengumumkan niat Presiden Bashar dalam sidang parlemen Suriah yang disiarkan melalui televisi.

Masa jabatan Presiden Bashar akan berakhir pada 17 Juli.

Musuh-musuh Bashar dari Barat dan Arab telah mengecam pemilihan itu bagaikan parodi demokrasi, dengan menyatakan pemungutan suara yang kredibel tak dapat diselenggarakan di satu negara tempat 6 juta orang telah mengungsi, 2,5 juta orang melarikan diri sebagai pengungsi dan ratusan terbunuh tiap hari.

Surat Bashar ke Mahkamah Konstitusi Suriah, yang dibacakan di parlemen oleh Laham, berbunyi,"Saya ...Dr Bashar Hafez al-Assad ... berniat mencalonkan diri untuk jabatan presiden republik ini, dengan harapan parlemen akan menyetujuinya."

Sejumlah orang lain ikut mencalonkan diri dalam pemilihan itu tetapi para pemimpin oposisi Suriah di pengasingan, yang dilarang mencalonkan diri, telah menolak pemungutan suara itu sebagai permainan untuk memperpanjang empat dekade pemerintahan keluarga Bashar di Suriah.

Konstitusi Suriah menyebutkan para calon presiden harus memperoleh dukungan 35 anggota parlemen pro Bashar, dan tidak boleh tinggal di luar negeri dalam 10 tahun terakhir berturut-turut.

Parlemen Suriah, Ahad (27/4), mengumumkan nama empat calon baru bagi pemilihan presiden 3 Juni di negara yang dirongrong konflik tersebut, demikian laporan kantor berita resmi Suriah, SANA.

Sawsan Haddad, Samir Muala, Mohammad Yasin dan Abdul-Salam Salameh adalah orang yang paling akhir mendaftarkan pencalonan mereka sehingga jumlah seluruh pesaing bagi pemilihan presiden menjadi enam orang.

Perincian lebih lanjut mengenai biografi para calon baru tersebut masih belum disiarkan.

Masa pendaftaran 10 hari bagi jabatan tinggi Suriah itu dimulai pada Selasa (22/4). Pemungutan suara buat orang Suriah di dalam negeri itu akan dimulai pada 3 Juni, sedangkan orang Suriah di luar negeri dijadwalkan memberi suara mereka pada 28 Mei.

Beberapa calon diperkirakan akan bersaing untuk memperebutkan kursi presiden sesuai dengan undang-undang dasar baru Suriah.

Waktu bagi pemilihan presiden tersebut telah membuat marah banyak orang di kalangan oposisi Suriah, serta pendukung mereka di wilayah itu maupun internasional.

Para pejabat pemerintah mengatakan Presiden Bashar adalah "jaminan nyata" bagi masa depan Suriah. Mereka mengisyaratkan bahwa Bashar, kendati menghadapi gelombang kecaman, akan mencalonkan diri bagi pemilihan presiden mendatang dan memiliki peluang tinggi untuk terpilih kembali bagi masa jabatan ketiga.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement