REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wacana penculikan aktivis yang ditudingkan ke Prabowo Subianto kembali disuarakan pihak-pihak tertentu. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon merasa jengah soal isu pelanggaran HAM. Menurut dia, isu penculikan itu berupa fitnah yang dimunculkan hanya menjelang Pilpres 9 Juli mendatang.
"Soal isu HAM ini adalah isu yang selalu di daur ulang. Bahkan ada kecenderungan dijadikan fitnah rutin menjelang pemilu," kata Fadli di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, penculikan yang disebut-sebut didalangi Prabowo itu tidak benar sama sekali. Bahkan, Fadli berani menjamin mantan komandan jenderal Kopassus itu orang yang tidak bersalah. Lagipula, persoalan penculikan itu sudah diselesaikan di sidang Dewan Kehormatan Perwira,
Dia menjelaskan, kerusuhan Mei 1998, tentu saja Prabowo yang menjabat panglima Kostrad tidak terlibat. "Padahal yang paling bertanggungjawab adalah Pangkotama yaitu Panglima ABRI dan Kodam Jaya," ujarnya.
Tidak berlebihan, Fadli menuding, tudingan bahwa Prabowo dilabeli capres pelanggar HAM merupakan wacana basi. Namun, lantaran Prabowo bakal maju sebagai presiden maka isu tersebut diembuskan kembali oleh lawan politiknya.
"Ironisnya, pada 2009 isu ini tidak diangkat saat Prabowo berpasangan dengan Megawati. Baru sekarang diangkat, jadi sangat kental sekali isu ini diangkat sebagai isu pesanan dan komuditas politik jangka pendek," tegasnya.