REPUBLIKA.CO.ID,FAK-FAK- Islam merupakan agama pertama yang hadir di tanah Nuu Waar. Namun ketika Nuu Waar yang banyak orang mengenalnya dengan Irian atau Papua menjadi bagian ibu pertiwi, dakwah Islam justru tersendat. Hal itu diungkapkan Pimpinan Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN) Ustaz M Zaaf Fadzlan Rabbani Garamatan .
Ustaz Fadzlan mengatakan saat ini media banyak menggiring opini bahwa Papua menjadi daerah yang rawan konflik antarsuku.
Padahal peristiwa konflik hanya terjadi di segelintir daerah saja di Pulau Berbentuk Kepala Burung tersebut. Kabupaten Fak-Fak, Papua Barat menjadi daerah yang jauh dari kata konflik.
Fak-Fak yang penduduknya 70 persen Muslim ini hidup damai berdampingan dengan penganut agama lain. Meskipun banyak penduduk agama lain tinggal di Fak-Fak namun masyarakat daerah tersebut mengharamkan babi untuk diperdagangkan disana.
Ini tidak lain dari kuatnya dakwah Islam di Kota Satu Tungku Tiga Batu sebagai kota perjuangan. “Islam disini menjadi agama pertama, justru agama lain yang menyebar di Irian dibawa oleh Raja Islam Tidore beberapa puluh tahun lalu,” ujar Ustaz Fadzlan.
Diakui oleh Ustaz Fadzlan, Islam di Irian mengalami kemunduran ketika bergabung dengan Indonesia. Masyarakat hanya melaksanakan agama Islam secara ritual saja.
“Mereka hanya seadanya saja melaksanakan ibadah Islam, seperti shalat lima waktu, puasa, zakat, dan ibadah haji,” ujar tokoh perubahan Republika 2010 ini. Di sisi lain pemahaman fikih, syariah dan akhlak Muslim Papua mengalami kemunduran. Bahkan tak sedikit yang terpengaruh agama lain.
Menurut Ustaz Fadzlan, sebenarnya masyarakat Irian lebih dulu modern. Mereka sudah lebih dulu mengenal pakaian tetapi banyak pihak membodohi mereka dengan budaya anismisme dan dinamisme.
Ustaz Fadzlan bersama dengan dai di Irian mulai merencanakan untuk kegiatan dakwah. Jangan sampai Islam terkikis di negeri kaya sumber daya alam emas dan laut ini. Mereka mulai menyebarkan kembali pengetahuan tentang Islam.
Mereka memfokuskan kegiatan dakwah di pedalaman sambil melakukan pembinaan di daerah yang penduduknya mayoritas Muslim. “Kami mulai bergerak di daerah pedalaman Papua seperti Wamena, Jayapura, Sorong, dan Timika,”ujar dia.
Mereka dikenalkan kembali bagaimana kehidupan Islam yang indah. “Kami kenalkan mereka bagaimana ibadah Islam dari mulai shalat, bahwa shalat semua harus terbebas dari hal yang kotor dengan wudhu, mandi besar, berpakaian rapi dan wangi,” papar dia.