REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Perdana Menteri Jordania Abdullah Ensour, Sabtu (3/5), mengatakan persatuan di kalangan faksi Palestina penting untuk memberi keberhasilan bagi upaya untuk mewujudkan perdamaian, kata kantor berita resmi Jordania, Petra,
Saat mengomentari perujukan antara Fatah dan Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS), Perdana Menteri Jordania itu mengatakan semua upaya untuk mendukung perdamaian dan membuat kemajuan akan sia-sia jika tak ada persatuan di kalangan rakyat Palestina.
"Kami berharap kesepakatan yang dicapai belum lama ini di antara rakyat Palestina bagi persatuan dan perujukan dihormati sebab bangsa Arab dan umat Muslim akan mengutuk setiap pihak yang menghambat pelaksanaan kesepakatan ini," kata Ensour. Sebelumnya ia bertemu di Ibu Kota Jordania, Amman, dengan timpalannya dari Palestina Rami Hamdallah.
Pada April, faksi Fatah, pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan HAMAS mengumumkan kesepakatan perujukan, dan mengumumkan berakhirnya perpecahan internal mereka. "Persatuan Palestina penting pada tahap masalah Palestina saat ini," kata Ensour, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.
Pembicaraan perdamaian Israel-Palestina menghadapi kebuntuan setelah Israel menolak untuk membebaskan sampai akhir Maret kelompok 26 tahanan Palestina sebagaimana disepakati. Lalu Palestina membalas dengan melancarkan kembali upaya mereka untuk mengajukan permohonan bergabung dengan 15 konvensi dan lembaga PBB.
Belakangan Palestina melaksanakan lagi upaya perujukan antara faksi Fatah dan pesaingnya, Hamas. Perdana Menteri Jordania tersebut kembali menyampaikan dukungan Jordania bagi rakyat Palestina, dan mengatakan setiap perbedaan di kalangan mereka membahayakan Jordania serta masalah Palestina.
Sementara itu Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah menegaskan pentingnya kerja sama yang berlanjut dengan Jordania dalam menghadapi provokasi Israel dan pelanggaran terhadap Masjid Al-Aqsha. Masjid itu, yang sangat dihormati dalam Islam, diawasi oleh Jordania kendati masjid tersebut berada di Jerusalem Timur --yang dikuasai israel.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Kamis (1/5), mendesak Israel dan Palestina agar bertindak bijaksana dan menghindari tindakan sepihak yang akan "memusnahkan prospek" bagi dilanjutkannya perundingan.
Di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicaranya, Ban mengatakan agar semua pihak berkewajiban untuk saling meyakinkan bahwa mereka adalah mitra abadi perdamaian.