REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Negara-negara Eropa harus mengakhiri permusuhan terhadap umat Islam. Hal itu diungkapkan Direktur Urusan Agama Islam Austria (SANAC), Fuad Sanac.
"Kami menuntut hak yang sama, seperti yang dimiliki Yahudi, Katolik, Protestan dan Buddha," kata dia seperti dilansir worldbulletin, Rabu (7/5).
Fuad mengatakan kebencian terhadap Islam sudah sampai pada taraf memprihatinkan. Banyak kasus Islamofobia merata terjadi di seluruh Eropa. Itu sebabnya, penting bagi umat Islam dan masyarakat Eropa untuk menangani masalah ini.
"Inilah pentingnya pendidikan tentang cinta, hormat, dan toleransi guna mengakhiri permusuhan terhadap Islam," kata dia.
Ketua Muslim Initiative Austria, Tarafa Baghajati mengatakan Islam harus diakui secara hukum, karena tanpa pengakuan itu dalam contoh kasus jilbab sangat berpengaruh terhadap aktivitas Muslim. "Muslimah mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan," kata dia.
Baghajati mengatakan prasangka terhadap Muslim juga tercermin di dalamnya tidak diperbolehkan untuk membangun menara masjid di beberapa negara. Ini menggambarkan praktek diskriminasi secara tidak langsung . "Belum lagi serangan Islamofobia di jejaring sosial," kata dia.
Mantan Presiden Eksekutif Muslim Belgia , Şemsettin Ugurlu , mengkritik partai-partai politik sayap kanan yang menumbuhkan semangat anti-Islam. Ini didukung media mainstream dan jejaring sosial media.