REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Ribuan pengunjuk rasa anti-pemerintah Thailand padati jalan-jalan di ibu kota. Mereka terus melakukan aksi untuk menggulingkan pemerintahan sementara dan melakukan reformasi sebelum pemilu digelar.
Menurut berbagai laporan, sejak pagi para demonstran melakukan aksi unjuk rasa dan berbaris menuju lima stasiun TV, Gedung Pemeritah serta Gedung Administrasi Ketentraman dan Ketertiban (CAPO). Salah satu pemimpin demonstran Suthep Thaugsuban mengatakan melakukan unjuk rasa di Gedung Pemerintahan yang telah ditutup selama berbulan-bulan.
Ia mengatakan akan menunggu pejabat sementara Perdana Menteri Niwatthamrong Boonsongpaisarn atau anggota kabinet lainnya untuk datang melakukan pembicaraan. "Kami akan terus duduki gedung pemerintahan," ujar Suthep.
Hal berbeda dialami oleh para pengunjuk rasa yang dipimpin oleh Luang Pu Budhha di kantor pusat CAPO. Polisi menembakan gas air mata dan meriam air untuk memukul mundur demonstran yang mencoba untuk terus masuk ke dalam gedung. Empat orang dikabarkan terluka atas insiden tersebut.
Insiden ini terjadi setelah keputusan pengadilan setempat yang hanya mencopot Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Menurut para demonstran keputusan yang diberikan oleh pihak pengadilan tidak cukup. Mereka meminta Mahkamah Konstitusi untuk memberhentikan seluruh orang di jajaran pemerintahan saat Yingluck menjabat.
"Jika tuntutan penghapusan seluruh orang yang berada di pemerintahan tidak dipenuhi dalam waktu tiga hari, kami akan kembali turun ke jalan," kata Luang.