REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, menegaskan bahwa daerah yang dipimpinnya bisa maju dengan mengoptimalkan potensi lokal tanpa melakukan "fotokopi" kemajuan daerah lain yang mengandalkan mal, karaoke, dan semacamnya.
"Buktinya, pendapatan perkapita masyarakat Banyuwangi sekarang mampu melampaui Malang. Kalau sebelumnya pendapatan bruto kami Rp 272,6 miliar, maka tahun ini sudah bisa Rp 3,2 triliun," katanya dalam seminar yang digelar BEM ITS, Surabaya, Minggu.
Dalam seminar nasional bertajuk "Membangun Kemandirian Ekonomi Menuju Persaingan AEC 2015" yang dihadiri ekonom intelektual muda, ia menjelaskan potensi lokal yang dioptimalkan antara lain objek wisata, buah lokal, pertanian, industri jasa, dan sumber daya manusia.
"Kalau daerah lain menggerakkan ekonomi dengan membangun mal seperti Alfmart, Indomart, dan sebagainya hingga ke pelosok desa, maka saya justru melarang mal-mal itu masuk desa dan hanya boleh sampai ibukota kecamatan," katanya di hadapan ratusan mahasiswa yang mengikuti seminar dalam rangkaian 'ITS Social Technopreneurship Challenge' (ISTech) 2014 itu.
Menurut peraih penghargaan "Bupati Kinerja Sangat Tinggi" itu, larangan itu bukan berarti anti-mal. Namun, pihaknya ingin melindungi potensi perekonomian masyarakat. "Kalau membangun perekonomian tapi pasar masyarakat mati, ya potensi lokal akan mati pula," katanya.