REPUBLIKA.CO.ID, MAIDUGURI-- Pemerintah Nigeria menolak permintaan kelompok Boko Haram untuk membebaskan para tahanan anggota mereka. Sebagai gantinya, kelompok tersebut akan membebaskan ratusan siswi yang telah mereka culik.
Menteri Dalam Negeri Abba Moro mengatakan Boko Haram tak bermoral meminta tawaran itu. Meskipun begitu, sebelumnya kementerian komunikasi menyebutkan semua kemungkinan opsi akan dipertimbangkan setelah kelompok tersebut merilis video para korban penculikan dan meminta pertukaran tawanan.
Kemudian Moro mengatakan pemerintah tidak setuju adanya pertukaran tersebut. "Sejauh ini pemerintah sangat prihatin, opsi pertukaran para siswi dengan para tahanan negara tidak disepakati," lanjutnya.
BBC melaporkan Boko Haram telah menculik lebih dari 200 siswi dari sekolahnya pada 14 April lalu. Sekitar 50 siswi dapat melarikan diri namun masih belum diketahui berapa banyak siswi yang masih ditawan. Video yang diunggah di Youtube pada Senin kemarin menayangkan permintaan tawaran kelompok tersebut kepada pemerintah.
Dalam video tersebut juga disebutkan bahwa para militan telah mengubah keyakinan para siswa menjadi Muslim. Tiga siswi yang mengenakan jubah panjang pun terlihat berbicara. Dua diantaranya penganut Kristen dan dipaksa menjadi mualaf.
"Bagi mereka yang belum masuk Islam, demi Allah kami tidak akan pernah membebaskan mereka sampai anda membebaskan saudara kami di tahanan," kata Pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau.
Seorang pria kerabat dari tiga siswi tersebut mengatakan video itu memberikannya harapan, tetapi video tersebut juga membuatnya khawatir. "Mungkin mereka dipaksa berpindah agama, jadi situasinya sangat menakutkan," katanya.
Sebelumnya, dilaporkan sejumlah siswi telah dinikahkan dengan para pelaku. Sedangkan, Abu Bakar Shekau juga telah mengancam akan menjual mereka. Setelah video tersebut dirilis, kementerian komunikasi dalam pernyataannya mengatakan pemerintah akan melanjutkan upaya pencarian untuk membebaskan dan menyelamatkan para siswi tersebut.
Menteri Luar Negeri AS menyebutkan para ahli intelijennya tengah mempelajari petunjuk keberadaan para siswi tersebut. Amerika Serikat mengerahkan pesawat pengintai tanpa awaknya ke Nigeria dan memberikan gambar satelit kepada pemerintah.
Inggris dan Prancis juga telah mengirimkan bantuannya ke Nigeria. Sedangkan, bantuan Israel tengah dalam perjalanan menuju negara tersebut. Presiden Goodluck Jonathan mengatakan bantuan dari luar negeri membuatnya optimistis untuk menemukan para siswi yang diculik.