Rabu 14 May 2014 12:37 WIB

Obama Akan Bertemu Pemimpin Suriah

Barack Obama
Foto: AP/Manuel Balce Ceneta
Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama bertemu dengan pemimpin oposisi Suriah Ahmad Jarba pada Kamis untuk menunjukkan dukungan bagi kelompok moderat anti-pemerintah Presiden Bashar al-Assad.

Pada saat bersamaan, pemerintah Amerika Serikat kembali menyampaikan kekhawatiran bahwa bantuan dalam bentuk senjata yang diminta oleh gerilyawan Suriah dapat jatuh ke tangan kelompok garis keras.

Dalam pertemuan dengan Jarba --yang merupakan ketua Koalisi Nasional Suriah, Obama didampingi oleh penasihat keamanan nasional Susan Rice.

Gedung Putih menyatakan bahwa Obama dan Rice mengecam "rezim Bashar karena dengan sengaja menarget penduduk sipil melalui serangkaian serangan bom dan menolak bantuan kemanusiaan terhadap penduduk sipil di lokasi yang dikepung pasukan pemerintah".

Dalam pernyataan yang disiarkan Gedung Putih, Jarba berterima kasih terhadap Obama untuk bantuannya kepada kelompok oposisi yang hingga kini mencapai 287 juta dolar AS. Dia juga mengakui peran Amerika Serikat sebagai penyumbang terbesar untuk pengungsi Suriah dengan total 1,7 milyar dolar AS.

Dalam pernyataan Gedung Putih itu, tidak disebutkan mengenai permintaan Jarba kepada Amerika Serikat terkait penangkis serangan udara yang hendak digunakan untuk melawan serangan bom dari pasukan Bashar.

Sejumlah pejabat Amerika Serikat mengakui bahwa Jarba pernah meminta hal tersebut saat dia bertemu dengan Menteri Luar Negeri John Kerry.

Namun, Washington khawatir sistem persenjataan yang diminta Jarba akan jatuh ke tangan kelompok gerilyawan anti-Amerika Serikat dan akan membahayakan keselamatan pesawat komersial di kemudian hari.

Sebelumnya, juru bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan bahwa Amerika Serikat bekerja keras untuk "memastikan bantuan yang diberikan kepada oposisi akan jatuh ke tangan kelompok moderat dan bukan kepada kelompok yang salah."

"Ini adalah hal yang menjadi kekhawatiran kami sejak konflik dimulai. Ini adalah persoalan yang kami tangani dengan serius," kata Carney.

Sejumlah pejabat mengatakan bahwa bantuan tidak mematikan yang diberikan adalah peralatan komunikasi, rompi anti-peluru, dan kaca mata infra merah.

Jarba sendiri pada pekan lalu mengatakan bahwa masyarakat Suriah meminta dukungan nyata dari "negara-negara kuat pemimpin dunia."

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement