REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Aliansi masyarakat sipil Indonesia Hebat (Almisbat) minta kepada Capres Jokowi dan PDIP untuk menolak koalisi dengan partai Golkar sebagai manifestasi dari visi misinya melakukan revolusi mental dan memutus mata rantai atau hubungan dengan rezim Orde Baru.
"Kami melihat Golkar itu identik dengan rezim Orde Baru yang banyak melakukan KKN, pelanggaran HAM, dan pelaku kerusakan di segala lini kehidupan bangsa Indonesia saat berkuasa selama 32 tahun. Golkar saat ini juga masih menetapkan seperti Golkar dulu," kata Sekjen Almisbat Hendrik Sirait, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Almisbat merupakan Aliansi masyarakat sipil dimana banyak mantan aktivis mahasiswa dan LSM yang mendukung Capres Jokowi dan menjadi tim sukses yang non organik atau volunter (sukarela). Mereka mengklaim punya jaringan Almisbat di 20 kota yang siap mensukseskan Jokowi menjadi presiden period 2014-2019.
Dengan didampingi Tedy Wibisana, anggota Dewan Nasional Almisbat dan Hendra Hasanudin, Kordinator Jaringan dan Kampanye Almisbat, Hendrik menegaskan agar Jokowi dan PDIP tetap percaya diri berkoalisi dengan Partai Nasdem dan PKB.
"Visi dan misi Capres Jokowi yakni revolusi mental bangsa Indonesia sudah bagus dan tepat untuk membawa kemajuan Indonesia dalam lima tahun ke depan. Tapi jika berkoalisi dengan Golkar maka akan merusak visi misi Jokowi sejak awal Pemilu Presiden," tegas Hendrik.
"Jokowi akan menjadi tahanan Golkar bila menerima tawaran koalisi dari partai penguasa rezim Orba. Jokowi akan sulit menjalankan revolusi mental jika berkoalisi dengan Golkar, " katanya.
Almisbat juga meminta Jokowi dan PDIP untuk tidak memilih Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden mendampingi Jokowi karena pernah menjadi ketua umum Partai Golkar.