REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Setidaknya ada 13 orang tewas akibat serangan roket yang dilakukan oleh pemberontak di Aleppo, Suriah (17/5).
Pertempuran di salah satu kota terbesar di Suriah ini menjadi urgensi baru Presiden Bashar Assad. Hal tersebut menyita energi setelah jatuhnya Homs dan salah satu area perdagangan terbesar di Suriah, yaitu Damaskus.
Aleppo menjadi incaran pemberontak karena dinilai sebagai daerah oposisi. Pemerintah Suriah telah mempertahankan area tersebut agar tidak jatuh sejak pemberontak melancarkan serangan pada Juli 2012.
Kantor Berita SANA mengatakan roket pemberontak menyerang utara Achrafieh. Roket ini menewaskan 17 orang. Kantor Berita menyebut pemberontak dengan istilah “teroris”. Istilah “teroris” adalah istilah yang digunakan pemerintah Suriah untuk menyebutkan pemberontak.
Hasil pantauan dari The Britain-based Syrian Observatory for Human Right, yang mempunyai jaringan aktivis di seluruh pelosok Suriah mengatakan serangan di Achrafieh menewaskan 10 orang dan tiga diantaranya adalah anak-anak. Serangan ini terjadi setelah satu hari sebelumnya ada serangan serupa yang menewaskan tiga orang dan melukai 20 orang.
Serangan roket terjadi di dekat perumahan Suriah. Serangan roket terjadi sesaat setelah ada serangan bom di luar Masjid di kota Bannish.
Seorang pegawai Observatory dan aktivis yang bernama Mohmmed Kanaan mengatakan serangan bom tersebut meledak saat kaum muslim shalat jumat.
Sebuah komite lokal mengatakan bahwa bom mobil yang terjadi sesaat setelah roket Aleppo menewaskan beberapa puluh orang dan menewaskan lainnya.
Video amatir yang diunggah oleh beberapa aktivis memperlihatkan beberapa kendaraan terbakar dan asap mengepul di depan Masjid.
Ada 1,500.000 orang yang terbunuh selama tiga tahun perang di Suriah. Lebih dari dua juta orang meninggalkan Suriah. Dan beberapa juta lainnya mengungsi di dalam negeri.