REPUBLIKA.CO.ID, SERPONG -- Pendirian Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) di sejumlah kabupaten dan kota se-Indonesia diharapkan dapat membangun wawasan multikultural pada peserta didiknya.
Pasalnya, persebaran siswa di sekolah tidak akan ditinjau berdasarkan kedekatan dengan rumah tinggal siswa melainkan dibagi-bagi sesuai kebijakan dari Kementerian Agama.
“Dalam waktu dekat, MAN IC akan tersebar di 23 titik. Para siswa yang mendaftar harus bersedia ditempatkan di wilayah manapun. Karena pada dasarnya, konsep dan metode pembelajarannya sama,” kata Direktur Pendidikan Madrasah Kementrian Agama, Nur Kholis Setiawan, pada Sabtu (17/5) saat sedang melakukan peninjauan proses seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PDBB) di MAN IC Serpong.
Dalam penyebaran siswa yang mendaftar ke MAN IC, Kementerian dan sekolah akan mengembangkan dimensi ganda, yaitu pengembangan kualitas akademik yang merata sekaligus pemberian wawasan multikultural agar terpatri di benak siswa.
“Sebab kita berbicara pendidikan Indonesia, bukan kedaerahan,” lanjutnya.
Wawasan multikultural memungkinkan murid di MAN IC saling mengenal satu sama lain meski mereka tinggal di wilayah yang berbeda. Konsep pendidikan berbasis asrama pun akan mendukung adanya ikatan emosional di antara mereka yang tadinya berbeda latar belakang budaya dan lingkungan.
“Sehingga tidak aka ada lagi ego sektoral akibat dampak era otonomi daerah,'' katanya. ''Ini akan diterapi melalui pendidikan di MAN IC.''