Senin 19 May 2014 04:54 WIB

Kepala Pertahanan Udara Suriah Tewas

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Chairul Akhmad
 Anggota kelompok perlawanan Jabhat al-Nusra menembakkan senjata ke arah pesawat tempur militer Suriah di Khan Sheikhoun, utara Provinsi Idlib, Sabtu (17/5).
Foto: Reuters/Hamid Khatib/c
Anggota kelompok perlawanan Jabhat al-Nusra menembakkan senjata ke arah pesawat tempur militer Suriah di Khan Sheikhoun, utara Provinsi Idlib, Sabtu (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kepala Pertahanan Udara Suriah Letnan Jenderal Gen Hussein Ishaq dilaporkan meninggal dunia dalam pertempuran di dekat Ibukota Damaskus.

Gen Hussein mengalami luka yang serius akibat serangan kelompok oposisi sebelum akhirnya meninggal.

Sebelumnya, pada Sabtu (17/5), kelompok perlawanan yang menentang pemerintah Suriah melancarkan serangan ke pangkalan pertahanan udara dekat Kota Mleiha. Gen Hussein termasuk yang menjadi salah satu korban serangan tersebut.

“Ia meninggal setelah pemberontak menyerang sebuah pangkalan pertahanan udara Suriah dekat Kota Mleiha,” ujar salah seorang pejabat pemerintah Suriah seperti dikutip BBC, Ahad (18/5).

Perihal kematian Gen Hussein itu juga ditegaskan oleh Observatorium HAM Suriah yang berbasis di Inggris. Namun, kantor berita resmi milik pemerintah Suriah, SANA, tidak melaporkan kematian perwiranya tersebut.

Gen Hussein adalah salah satu anggota perwira dengan pangkat tertinggi di Suriah. Kematian Gen Hussein menurut beberapa pengamat akan dapat meningkatkan semangat bagi mereka yang berjuang melawan pemerintah Presiden Bashar Assad.

Kematian Gen Hussein ini mengartikan bahwa pertahanan udara Suriah mengalami kemunduran dalam satu tahun terakhir ini. Terlebih, markas tersebut merupakan simbol penting kekuatan Suriah

“Markas pasukan pertahanan udara adalah daerah sengit yang diperebutkan dalam pertempuran saat ini,” tulis kantor berita AFP dalam situsnya.

Namun, ada beberapa pula yang menilai bahwa kematian Gen Hussein tidak akan berdampak panjang pada perang Suriah. Sebab, kematian Gen Hussein akan melahirkan perwira kuat lainnya seperti almarhum.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement