Selasa 20 May 2014 02:19 WIB

Penduduk Desa Myanmar Bebaskan Pekerja Tambang Cina yang Diculik

Rep: alicia saqina/ Red: Muhammad Hafil
Penculikan (ilustrasi)
Foto: focus-global.co.cc
Penculikan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYIDAW -- Penduduk sebuah desa di Myanmar Senin (19/5), telah membebaskan dua pekerja Tiongkok yang disandera di dekat tambang tembaga yang kontroversial.  

Kedua pekerja tambang asal Cina itu diculik pada Ahad (18/5), saat penduduk desa meninjau lokasi peristiwa di dekat tambang Letpadaung tersebut. Menurut warga setempat, lokasi penambangan itu memang telah menjadi gambaran kekerasan di masa silam.

Dikutip dari BBC News, Senin (19/5), sebuah perusahaan yang terkait dengan area pertambangan tersebut, Wanbao Mining Company mengatakan, para pekerja itu bekerja untuk sebuah sub-kontraktor.

''Wanbao sangat mengutuk serangan tak beralasan yang menimpa rekan-rekan kami itu,'' kata perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan, sebelum dua pekerja akhirnya dibebaskan.

Menurut keterangan yang didapat, kedua pekerja Tiongkok itu tampaknya telah dipukuli selama penculikan. Mereka pun diancam akan dibunuh, jika tak menghentikan aktivitas kerja di tambang tembaga itu. 

Tak hanya dua pekerja Cina, satu pekerja tambang Burma pun kemudian dibebaskan.  Terkait asal mula terbentuknya pertambangan itu, penduduk desa mengatakan, telah dipaksa untuk meninggalkan tanah mereka sendiri. Tanah mereka dijadikan jalan bagi proyek pertambangan itu.  

Adapun tambang Letpadaung merupakan pertambangan gabungan antara perusahaan Cina dengan pihak tentara di Myanmar. Lokasi tambang itu pun telah lama menjadi fokus perhatian demonstrasi publik setempat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement