Jumat 23 May 2014 09:52 WIB

Prabowo: KPK Jangan Sampai Menjadi Alat Politik

Rep: irfan fitrat/ Red: Taufik Rachman
Gedung KPK
Gedung KPK

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Calon presiden dari koalisi Merah Putih Prabowo Subianto berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak menjadi alat politik. Pada Kamis (22/5) malam, lembaga antirasuah itu baru menetapkan Menteri Agama Suryadharma Ali sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait penyelenggaraan ibadah haji.

Suryadharma sebagai Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan politisi yang tergabung dalam koalisi dengan Prabowo.

"Kalau dilihat dari timing, momentum waktu, ya saya berharap dan saya menghimbau semua pihak untuk, terutama di KPK, untuk benar-benar jangan sampai KPK itu menjadi politisasi, digunakan sebagai alat politik dari pihak manapun. Itu saja harapan saya," ujar dia, di rumah Hary Tanoesoedibjo, Kamis malam.

Prabowo sudah mendengar dari Suryadharma mengenai masalah yang dituduhkan. Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu secara pribadi menilai Suryadharma tidak bersalah. Namun, ia mengatakan, tetap menyerahkan semuanya pada proses hukum yang tengah berjalan. Hanya saja Prabowo tetap mengedepankan azas praduga tak bersalah.

Di tahun politik ini, Prabowo berharap KPK tidak ditumpangi kepentingan politik. Ia berharap lembaga yang dipimpin Abraham Samad dkk itu tetap berada di jalurnya.

"Jangan sampai institusi yang begitu kita hormati seperti KPK, begitu didambakan oleh rakyat, jangan sampai KPK pun akhirnya bisa terbawa ke sini atau ke sana," ujar capres yang berpasangan dengan Hatta Rajasa itu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement