REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko merasa perlu mengapresiasi terkait peran Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang sudah mengabdi untuk negeri ini. Dia merasa perlu memberikan klarifikasi soal isu Babinsa yang sudah sangat merebak di masyarakat. Dia tidak ingin, kehadiran Babinsa dipandang negatif oleh masyarakat.
"Saya sampaikan, saya selaku panglima TNI, menaruh rasa hormat dan bangga kepada Babinsa yang telah bekerja keras," kata Moeldoko di depan 2.250 prajurit dalam 'Pengarahan Panglima TNI Kepada Seluruh Prajurit TNI se-Wilayah Makassar' di Lanud Hasanuddin, Senin (9/6) pagi Wita.
Mantan wakil gubernur Lemhannas itu mengatakan, komando kewilayahan bukan hanya milik TNI AD, tapi juga TNI AU dan TNI AL. Dia menyatakan, ke depan akan ada posisi baru, yaitu asisten teritorial KSAU dan KSAL.
"Mengapa demikian? Karena saya memandang sangat penting pembinaan teritorial. Kalau ada sebagian teman kita melihat dari sisi negatif, tidak apa-apa. Persepsi yang dikembangkan tidak benar, peran teritorial itu sangat luas, bukan hanya konteks politik," ujar Moeldoko.
Dia mengakui, ada pihak-pihak yang menandang negatif kehadiran Babinsa. Padahal, adanya struktur teritorial sangat dibutuhkan bangsa ini demi menjaga stabilitas keamanan.
"Teman kita, khususnya di perbatasan mereka menyelenggarakan pendidikan dengan mengajar, di bidang kesehatan menyelenggarakan sosialiasi keluarga berencana, bidang ekonomi begitu sangat aktif mendampingi rakyat mewujudkan ketahanan pangan," ujar Moeldoko.
Dia menyatakan, peran teritorial harus dihargai setinggi-tingginya. Kalau isu Babinsa bergulir menuju kondisi sensitif, maka yang perlu didapatkan prajurit adalah memahami situasi itu sebaik-baiknya. "Pahami, peran Babinsa ke atas merupakan sangat strategis. Apa yang dilakukan di lapangan sangat strategis sungguh menjadi perhitungan bagi kita di luar."