REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KH Idris Marzuki wafat di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya pukul 09.40 WIB, Senin (9/6). Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur itu menghembuskan nafas terakhirnya saat sedang dirawat di ruang ICU selama tiga hari terakhir.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj merasa kehilangan sosok gurunya itu. "Saya sebagai murid tentu sangat kehilangan, sangat berduka," kata Said kepada Republika, Senin (9/6).
Karena itu, atas nama pribadi dan organisasi NU, ia menyampaikan belasungkawa. "Insya Allah saya akan ke Kedidi untuk takziah," katanya.
Said juga menilai KH Idris sebagai ulama besar, sederhana, zuhud, dan sama sekali tidak memikirkan dunia. Ia masih ingat, saat muktamar NU di Lirboyo dulu, KH Idris berpikir keras agar muktamar berlangsung sukses. Padahal, fasilitas yang ada saat itu tidak sebagus sekarang.
Karena itu, Said menilai bahwa KH Idris telah meninggalkan murid-muridnya dalam kondisi yang sekarang sudah bagus. Jasanya juga sangat besar, tidak hanya untuk Lirboyo tapi juga umat Islam dan NU.