REPUBLIKA.CO.ID, BALAI KOTA –- Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Monumen Nasional (Monas) Firdaus Rasyid mengaku pasrah jika ia harus dicopot dari jabatannya. Ia melontarkan hal itu terkait sindiran Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang mengancam akan memecatnya jika tidak berhasil membenahi masalah Pedagang Kaki Lima (PKL) di dalam Monas.
Namun diakui Firdaus sindiran Plt Gubernur justru memacu dirinya untuk bekerja lebih lagi. “Seperti ayah yang marah ke anaknya aja, wajar kan,” ujar Firdaus usai menghadap Plt Gubernur di Balai Kota, Rabu (11/6).
Firdaus menuturkan ada beberapa kendala yang dihadapi petugas-petugasnya di lapangan saat melakukan penertiban PKL Monas. Salah satunya adalah petugas di lapangan yang kewalahan menjaga areal seluas 80 hektare tersebut. Menurutnya, jumlah petugas keamanan yang dimilikinya kurang memadai untuk mengawasi PKL yang ‘bandel’.
"Anak buah saya ada 55 orang harus menjaga 80 hektare Monas, termasuk pintu-pintunya. Itu jumlah yang tidak sebanding untuk taman yang sebesar itu," ujar Firdaus.
Dikatakan Firdaus, Idealnya lahan seluas satu hektar dijaga oleh 5-6 personel keamanan. Sehingga ia menilai, saat ini UPT Monas masih membutuhkan personel tambahan. Ia pun mengaku telah mengungkapkan masalah tersebut kepada Plt Gubernur.
“Pak Wagub minta setiap pintu itu dijaga, makanya kita masih perlu tambahan personel," kata Firdaus.