REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka (Cites) melaporkan kelangsungan hidup gajah Afrika terancam. Pada 2013 lebih dari 20 ribu gajah dibunuh.
Namun, laporan tersebut juga menyebutkaan jumlah perburuan turun sedikit dibandingkan dua tahun lalu. Perburuan gajah melibatkan kejahatan terorganisir antarnegara.
"Gajah Afrika terus menghadapi ancaman langsung terhadap kelangsungan hidup mereka karena perburuan gading mereka masih tinggi," kata Sekretaris Jenderal Cites John E Scanlon, seperti dilansir //BBC//, Jumat (13/6).
Cites yang berbasis di Jenewa bertanggung jawab atas regulasi perdagangan internasional pada lebih dari 35 ribu spesies tanaman dan hewan.
Untuk pertama kalinya, kiriman gading skala besar lebih banyak disita di Afrika daripada di Asia. Sebanyak 80 persen gading sitaan berasal dari Kenya, Tanzania dan Uganda.
Hal itu dipengaruhi kinerja kepolisian di tiga negara tersebut yang lebih baik. Kemungkinan juga terdapat penurunan permintaan dari pasar utama seperti Cina.
Awal tahun ini Cina untuk pertama kalinya melakukan penghancuran gading gajah yang bisa disaksikan publik. Pembantaian gajah meningkat di negara-negara seperti Republik Afrika Tengah dimana populasi gajah lokal tetap di ambang kepunahan.