REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pangdam Jaya, Mayjen TNI Mulyono memimpin sidang Penilaian Panitia Penentu Akhir (pantukhir) calon Akademi Militer (Akmil) tahun ajaran 2014. Bertempat di Aula A Yani Makodam Jaya Jl Mayjen Sutoyo No. 5 Cililitan Jakarta Timur, pantuhkir diikuri 158 calon taruna (catar) dan satu calon taruni Akmil, Sabtu (14/06).
Menurut pangdam, menjadi Prajurit TNI tidak hanya untuk bangga menggunakan seragam dan menyandang senjata. Lebih dari itu, prajurit TNI harus memiliki loyalitas yang tinggi, prajurit tersebut harus memegang sikap setia kepada atasan dengan tidak pernah membantah perintah tugas yang diberikan.
"Sedangkan profesional harus dibuktikan melalui kehandalan, kemampuan dan keterampilan sebagai seorang Prajurit sejati dalam konteks pengabdian TNI sebagai Garda terdepan dan Benteng terakhir negara dalam menjaga dan mengawal kedaulatan NKRI dari segala bentuk ancaman dan gangguan,”
Dalam siaran persnnya kepada ROL, Ahad (15/6) disebutkan, sebelum mengikuti sidang pantukhir, para catar Akmil ini mengikuti rangkaian kegiatan tes yang telah diselenggarakan Kodam Jaya. Tes meliputi pemeriksaan administrasi, test kesehatan, kesemaptaan jasmani, mental idelogi, dan psikotest serta test kesehatan II.
Kodam Jaya saat ini melaksanakan prosedur penerimaan prajurit secara transparan yang dapat disaksikan secara langsung oleh orang tua calon. Selain itu ditekankan juga bahwa pendaftaran dan penerimaan calon dalam proses seleksi tidak dipungut biaya sedikitpun, dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga diharapkan mendapatkan kualitas perwira TNI AD di masa yang akan datang.
Para calon taruna dan taruni Akmil ini, akan mengikuti pendidikan dasar yang dilaksanakan selama 4 (empat) Tahun di Akademi Militer Magelang. Mereka akan dilatih tentang dasar-dasar kemiliteran dan pengetahuan dasar militer oleh para pelatih dan guru militer, agar mereka menjadi prajurit yang tangguh dan trengginas.