REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, meminta semua pihak untuk bisa berjiwa besar dalam menyikapi perbedaan awal Ramadhan. Terjadinya perbedaan dalam penentuan tanggal satu Ramadhan dan satu Syawal itu merupakan hal klasik.
''Kika berupaya sedapat mungkin agar persamaan itu dicapai. Kalau tidak bisa juga, ya tentu masing-masing dari kita harus berjiwa besar untuk toleran,'' kata Lukman Hakim di Jakarta, Rabu (18/6).
Menteri meminta agar semua pihak bisa saling menghormati jika tetap terjadi perbedaan. Namun demikian ia sangat berharap akan diupayakan persamaan pandangan.
Pemerintah, kata Lukman Hakim, berkewajiban menetapkan satu Ramadhan dan satu Syawal karena negara bertanggung jawab terhadap mayoritas umat Islam yang membutuhkan kepastian hukum dalam menjalankan ibadah puasa.
Terkait dengan sikap Muhammadiyah yang sudah mengumumkan awal Ramadhan, menteri berharap agar pada sidang istbat semua pihak bisa datang. Menurut dia, kehadiran wakil dari Muhammadiyah menunjukkan adanya kebersamaan antarasesama umat Islam di negeri ini.
''Saya sudah berkunjung ke Pak Din Samsudin (pimpinan Muhammadiyah), sudah ada kesepahaman bahwa upaya (membangun) kebersamaan itu bisa diwujudkan,'' katanya.