REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan Kota Surabaya menyatakan banyak pekerja seks komersial (PSK) eks lokalisasi Dolly dan Jarak tidak mengambil dana kompensasi yang diberikan pemerintah.
Minimnya PSK yang mengambil kompensasi diduga akibat adanya intimidasi dari oknum tertentu yang menentang penutupan lokalisasi di wilayah tersebut.
"Mereka (PSK) takut mengambil, karena mendapat intimidasi. Jika mengambil ancamannya nyawa," kata Lurah Putat Jaya R. Wahyu Iswara saat rapat dengar pendapat di ruang komisi B DPRD Surabaya, Senin (23/6).
Wahyu mengatakan jumlah PSK, mucikari dan warga terdampak penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak yang mengambil dana kompensasi di Koramil Sawahan hanya sekitar 300 orang dari 1.449 orang yang berhak menerima. Menurutnya sedikitnya PSK dan warga yang mengambil dana kompensasi itu sebagai dampak dari adanya intimidasi.
Wahyu mengakui pascadeklarasi penutupan, situasi di kawasan Dolly dan Jarak semakin tidak kondusif. Tidak hanya para PSK, aparat kelurahan juga merasa ketakutan ketika akan melakukan sosialisasi pembagian dana kompensasi karena diancam sejumlah oknum yang menolak penutupan. Intimidasi terhadap pegawai kelurahan kata dia dilakukan melalui telepon.
"Teror ke kelurahan luar biasa. Kalau Dolly ditutup tak habiskan pegawai kelurahan," kata Wahyu, sedikit mengutip ancaman yang dialamatkan ke kelurahan.