Sabtu 28 Jun 2014 01:36 WIB

Pelaku Industri Indonesia Bermental Pedagang

Industri Baja
Foto: Republika/Prayogi
Industri Baja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Universitas Maranatha Bandung, Evo S Hariandja menilai pelaku industri di Indonesia lebih banyak yang bermental pedagang daripada industrialis. "Lebih banyak yang bermental pedagang, mengambil barang dari luar negeri untuk dijual di dalam negeri, seperti toko kelontong," kata Evo S Hariandja dihubungi dari Jakarta, Jumat kemarin.

Evo yang juga Pengajar Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mencontohkan industri otomotif di Indonesia yang dikuasai industri asing. Mayoritas produk otomotif yang beredar di Indonesia diimpor dari luar negeri.

Bahkan, saham industri manufaktur otomotif di Indonesia mayoritas dikuasai oleh asing. Evo juga tak yakin bila saham yang dimiliki pengusaha Indonesia murni milik mereka.

"Saya sebelumnya pernah bekerja di industri otomotif. Jadi saya tahu benar. Mereka tak punya mental industrialis, hanya pedagang," tuturnya.

Evo mengatakan kedaulatan ekonomi bisa dicapai bila perusahaan asal Indonesia bisa berkuasa dan unjuk gigi di dalam negeri.

"Baik BUMN maupun swasta, milik pribumi maupun keturunan, kalau itu perusahaan Indonesia harus bisa menang bersaing dengan perusahaan asing yang ada di dalam negeri," katanya.

Menurut Evo, Pemerintah Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir tidak bisa mempertahankan kedaulatan ekonomi. Karena itu, dia berharap pemerintah mendatang bisa mengembalikan kedaulatan ekonomi dengan mendorong berkembangnya perusahaan Indonesia sehingga mampu bersaing dengan asing.

"Saat ini, perusahaan asing berhasil menggurita di segala bidang. Mulai dari telekomunikasi, perminyakan, pertambangan dan otomotif banyak yang dikuasai oleh asing. Kita harus mencegah perusahaan asing menggurita dengan memperkuat perusahaan Indonesia," pungkasnya. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement