REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Melambungnya harga daging ayam di pasaran dikarenakan momen bulan puasa. Pasalnya, para pedagang menaikkan harga karena meningkatnya permintaan warga pada awal-awal puasa.
"Stok daging ayam sebenarnya banyak,’’ ujar Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Koperasi, Perindsutrian, Perdagangan, dan Pasar (Dikoperindagsar), Ela Nurlaela kepada Republika, Senin (30/6).
Terlebih, wilayah Sukabumi merupakan salah sau sentra penghasil daging ayam di Indonesia. Namun kata Ela, harga daging ayam di pasaran mengalami kenaikan cukup besar pada awal-awal puasa ini. Lonjakan harga ini dikarenakan permintaan masyarakat cukup besar untuk membeli daging ayam.
Ela mengatakan, kenaikan harga daging ayam memang seringkali terjadi menjelang bulan puasa. Hal ini dijadikan kesempatan bagi pedagang daging untuk mendapatkan keuntungan.
Menurut Ela, pemkab tidak bisa mencegah kenaikan harga daging ayam. Hal ini dikarenakan mekanisme harga diserahkan sepenuhnya kepada pasar. Sebelumnya, harga daging ayam di pasar tradisional Sukabumi mencapai pada kisaran Rp 40 ribu hingga Rp 42 ribu per kilogram.
‘’Kenaikan terbesar terjadi sejak satu hari sebelum puasa,’’ ujar salah seorang pedagang daging keliling di Kota Sukabumi, Ibeng (45).
Sebelumnya kaa Ibeng, harga daging ayam juga sudah mengalami kenaikan sejak satu bulan terakhir. Pada kondisi normal harga daging ayam hanya sebesar Rp 26 ribu per kilogramnya.Ibeng mengatakan, harga daging kemungkinan turun pada pertengahan puasa. Namun, harga akan kembali naik mendekati lebaran.