REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Proyek pembuatan guide wall Mass Rapid Transit (MRT) di jalan M.H Thamrin mulai bergeser dari dari sisi barat ke timur sejak Ahad (29/6) kemarin. Akibatnya, lajur lalu lintas di sekitar area tersebut mengalami pergeseran.
Sebelumnya pengerjaan guide wall di sisi barat (di depan Kedubes Jepang) telah dilakukan sejak 27 Mei lalu. Kemudian di sisi timur yakni di depan gedung Wisma Nusantara. Kendati lajur mengalami perubahan, namun pihak PT MRT Jakarta memastikan jumlah lajur akan tetap dipertahankan seperti sebelum proyek ini bergeser.
Pada sisi Barat area konstruksi, jumlah lajur ke arah Utara (arah Monas) terdapat tiga lajur normal dan satu lajur Busway yang juga dapat digunakan bersama dengan kendaraan lain (shared lane). Lalu Di sisi Barat, terdapat pula dua lajur normal dan satu lajur Busway (shared lane) ke arah Selatan (arah Bundaran HI) dikarenakan terjadinya pergeseran area kerja konstruksi ke sisi Timur.
Sedangkan jumlah lajur ke arah Selatan yang berada di sisi Timur area konstruksi terdapat tiga lajur normal. Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Muhammad Nasyir mengatakan pekerjaan Guide Wall di sisi Timur ini juga merupakan salah satu tahap awal untuk membuat launching shaft atau jalur masuk bagi alat Tunnel Boring Machine (TBM).
"TBM ini yang akan digunakan untuk membangun jalur MRT bawah tanah,” kata Nasyir dalam siaran persnya yang diterima Republika, Selasa (1/7).
Ia mengingatkan masyarakat khususnya para pengguna jalan untuk berhati-hati saat melintasi area pengerjaan proyek tersebut. Pasalnya, selama pengerjaan proyek MRT Nasyir mengungkapkan akan sering terjadi pergeseran area kerja konstruksi.
Selain itu, PT MRT akan merelokasi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang berlokasi di depan Hotel Pullman sebagai dampak pembuatan stasiun. Sebagai gantinya, JPO sementara akan dibangun di depan Plaza Indonesia. Pekerjaan pembangunan JPO sementara ini di mulai pada 30 Juni dan ditargetkan selesai pada 11 Juli mendatang.
“Kami akan melakukan pekerjaan pada malam hari untuk mengurangi dampak kemacetan lalu lintas yang ditimbulkan," kata Nasyir. Dikatakan Nasyir untuk pengaturan rekayasa lalu lintas tersebut, PT MRT Jakarta telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Ditlantas Polda Metro Jaya.
[removed][removed] [removed][removed]
[removed][removed] [removed][removed]