REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel melakukan pemboman pada puluhan situs di Jalur Gaza, Selasa (1/7). Pemboman olehmiliter Zionis tersebut menyebabkan sedikitnya dua warga Palestina tewas. Penyerangan yang diluncurkan militer Israel dilakkan setelah penemuan jasad tiga remaja yang hilang di Tepi Barat, Senin (30/6). Serangan ini ditujukan kepada Hamas, yang dituding oleh Israel sebagai dalang pembunuhan para remaja ini.
Pihak militer Israel mengatakan, bom dijatuhkan pada 34 titik di Gaza. Sebagian besar tempat yang diserang oleh Israel, diketahui merupakan milik Hamas. Sebanyak 18 roket, juga dilaporkan telah diluncurkan Israel di Gaza, dua hari sebelum penemuan jasad tiga remaja.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Hamas harus membayar mahal perbuatan yang mereka lakukan. Israel terus menyatakan tuduhan terhadap Hamas sejak para remaja dilaporkan menghilang. Namun, hingga saat ini belum ada bukti kuat pernyataan Israel tersebut.
"Para pemimpin Hamas dan anggotanya harus tahu bahwa kami akan terus mengejar mereka, dimanapun berada. Kami tak akan tinggal diam," ujar Menteri Pertahanan Israel, Moshe Yaalon saat upacara pemakaman tiga remaja, dilansir Reuters, Selasa (1/7).
Dengan penemuan jasad para remaja ini, Kabinet Keamanan Israel mengadakan sidang darurat selama dua hari. Mereka diketahui tengah melakukan pembahasan, langkah apa saja yang akan dilakukan pada Hamas. Amerika Serikat (AS), sebagai sekutu Israel telah meminta negara tersebut untuk menahan diri.