REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Tim pemenangan calon Presiden Afghanistan Abdullah Abdullah menolak hasil awal pemilu yang memenangkan Ashraf Ghani, Senin (7/7). Mereka juga menyebutkan hasil awal pemilu ini sebagai kudeta terhadap orang-orang di Afghanistan.
Komisi Pemilihan Independen mengumumkan Ghani menang sebanyak 56,44 persen suara pada pemilu putaran dua yang digelar bulan lalu. Hasil akhir pemilihan akan keluar pada 22 Juli mendatang.
Menanggapi hasil awal pemilu ini, tim Abdullah geram. Mereka mengatakan hasil pemilu tidak sah karena dilakukan dengan kecurangan. Sebelumnya, tim Abdullah pernah mengungkapkan kecurangan yang dilakukan komisi pemilihan untuk memenangkan Ghani dalam pemilihan presiden.
"Kami tidak menerima hasil yang diumumkan saat ini dan menganggap ini sebagi kudeta terhadap suara rakyat," ujar Mujib Rahman Rahimi, juru bicara untuk tim Abdullah, Senin (7/7).
Tim Abdullah bersikeras hasil pemilu harus ditunda hingga seluruh lembaga penghitungan suara yang bermasalah telah di audit. Sebelumnya, mereka menuding banyak lembaga penghitungan suara memiliki masalah internal yang buruk.