REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Di ajang Piala Dunia 2014 namanya cenderung kurang tak terdengar. Bahkan, di Brasil yang notabene merupakan negara asalnya, pemain berusia 25 tahun itu seakan tak berdaya.
Padahal, beberapa bulan sebelum Piala Dunia, dirinya jadi satu sosok penting bagi timnya dalam menantang dan menghancurkan dominasi dua raksasa Liga Spanyol, Barcelona dan Real Madrid. Diego da Silva Costa namanya.
Publik lebih mengenalnya dengan Diego Costa. Puja puji untuknya kala membawa Atletico Madrid mengangkangi El Real dan El Barca tak pelak membuat dirinya menjadi buruan utama klub-klub besar Eropa. Chelsea berada di urutan depan untuk mendapatkan jasa pemain kelahiran Lagarto, Brasil tersebut.
Sang arsitek Chelsea, Jose Mourinho, sendiri lah yang sangat ingin memboyong Costa dari klub berjuluk Los Rojiblancos.Mou, begitu ia akrab disapa, tidak ingin mengulangi kesalahan timnya di musim lalu.
Tiga penyerang yang dimiliki Chelsea musim lalu tidak mampu membayar kepercayaan pelatih yang pernah membesut Real Madrid tersebut. Samuel Eto'o, Demba Ba, dan Fernando Torres dipandang kurang tajam untuk tim sekelas Chelsea.
Penampilan buruk Diego Costa kala memperkuat Spanyol tak sedikit pun mengurangi minat klub London tersebut untuk meminangnya. Dan akhirnya, melalui laman resmi klub chelseafc.com, Rabu (16/7), Diego Costa resmi diboyong the Pensioners dengan durasi kontrak selama lima tahun dan biaya transfer sekitar 32
juta Euro.
Dalam laman resmi klub milik klub berjuluk The Blues tersebut Diego Costa yang menjaringkan 27 gol musim lalu untuk Atletico mengaku bangga bisa memperkuat klub yang bermarkas di Stamford Bridge itu. Costa mengaku sangat senang dapat bergabung dengan klub sebesar Chelsea dan bermain di Liga Inggris yang dinilainya sangat kompetitif.
Selain itu, pemain yang memulai karir juniornya di Barcelona Esportivo Capela itu menegaskan suatu kebanggaan tersendiri baginya dapat bekerja sama dengan Jose Mourinho yang dinilai sebagai sosok pelatih fantastis.
“Saya pernah bermain melawan Chelsea musim lalu dan saya tahu kualitas tinggi dari skuat yang saya ikuti ini.”
Kedatangan Costa di Stamford Bridge merupakan rekrutan ketiga Chelsea setelah sebelumnya berhasil memboyong Cesc Fabregas dan Mario Pasalic. Meski sebelumnya menjadi pilihan Diego Simeone di Atletico. Di London, Costa harus berjuang keras untuk menembus tim utama mengingat kerasnya persaingan diantara juru gedor Chelsea.
Terlebih kebiasaan Mourinho yang hanya menempatkan satu penyerang tunggal sebagai bombernya di lini depan tentu membuat persaingan semakin menarik. Bahkan, Costa mau tak mau harus bersaing dengan rekan senegaranya, Fernando Torres.
Menanggapi hal ini, Costa tak sungkan untuk memberikan pujian kepada Fernando Torres yang menurutnya menjadi salah satu predator yang ditakuti lini belakang lawan. Namun, dirinya mengaku siap bersaing dengan mantan pemain Liverpool itu untuk mendapat kepercayaan dari Jose Mourinho.
"Selalu baik memiliki persaingan," ujar Costa kepada GloboEsporte.com.
Costa menambahkan bahwa pentingnya bagi sebuah klub untuk memiliki pemain-pemain yang bagus. "Torres adalah pemain bagus. Saya tahu kalau saya harus berjuang keras untuk masuk ke dalam tim, tapi saya suka itu. Jadi, saya rasa ini akan menjadi persaingan yang bersih dan sehat," tegas Costa.
Meskipun sudah meninggalkan Vicente Calderon, pemain yang pernah bermain untuk Valladolid ini tak lupa akan jasa mantan klubnya yang berada satu kota dengan Real Mandrid tersebut.
“Saya ingin berterima kasih untuk semua orang di Atletico yang membuat saya menjadi pemain seperti sekarang, itu merupakan waktu yang hebat untuk saya. Namun sekarang saya memulai petualangan baru dan saya harap untuk bisa memenangkan beberapa trofi bersama Chelsea," ujarnya.