REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk membantah pernyataan PT MRT Jakarta yang mengatakan bocornya pipa gas Perusahaan Gas Negara di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (16/7) dinihari disebabkan pekerjaan utilitas milik Telkom.
"Titik ledakan pipa gas letaknya berjauhan dari pekerjaan yang dilakukan Telkom, penyambungan kabel serat optik," kata kata Vice President Public Relations PT Telkom Arif Prabowo pada acara berbuka puasa di Jakarta, Kamis.
Menurut Arif, pihaknya langsung melakukan investigasi di internal, bahwa yang dikerjakan petugas Telkom bukan pekerjaan sipil berat tetapi hanya penyambungan optik. Jadi sangat kecil Telkom disebut penyebab terjadinya ledakan gas karena lokasinya pekerja jauh dari titik ledakan.
Untuk itu Arif menjelaskan, Telkom berani mengadu argumen bahwa ledakan tersebut memang bukan disebabkan oleh dua pegawai Telkom yang sedang bertugas di kawasan itu.
"Pusat ledakan sangat jauh dari lokasi pengerjaan optik. Logikanya, kalau jaraknya dekat tentu karyawan Telkom sudah meninggal, tetapi ini hanya luka ringan," ujarnya.
Arif yang akrab disapa Bobby ini pun mengaku ledakan pipa gas tersebut mengakibatkan sebanyak 137 Base Transceiver Station (BTS) Telkom terganggu.
Namun dipastikan, pada Jumat (18/7), jaringan BTS tersebut akan kembali normal. Terkait peristiwa itu, ia pun meminta semua pihak tidak saling menyalahkan dan lebih baik menunggu hasil penyelidikan laboratorium forensik Polda.
Pada Kamis dinihari sekitar pukul 00:00 WIB, terjadi kebakaran pada pipa gas di gorong-gorong depan Komdak persisnya setelah jembatan semanggi ke arah SCBD.Hingga pukul 09:00 WIB lokasi tersebut masih mengeluarkan asap, dan petugas terus berupaya menanganinya.
Diduga ledakan pipa tersebut terkait dengan pengerjaan pembangunan MRT yang melintasi kawasan itu. Namun pihak PT MRT Jakarta menuding peristiwa itu terjadi bukan karena proyek MRT, melainkan karena pekerjaan galian milik PT Telkom.
Meski demikian, MRT masih akan mengecek kembali apakah penggalian oleh Telkom itu berkaitan dengan pembangunan proyek MRT atau tidak.