Jumat 18 Jul 2014 03:20 WIB

Warga Gaza Rindu Perdamaian (1)

Rep: c66/c64/ Red: Damanhuri Zuhri
Warga Gaza
Foto: Reuters
Warga Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ani Nursalikah

Israel tak mengerti arti kebebasan untuk warga Gaza.

GAZA CITY — Maher al-Jarba (dua tahun) merintih di tempat tidurnya di sebuah ruang gawat darurat ketika perawat menusukkan jarum ke tangannya, Selasa (16/7).

Al-Jarba merupakan salah satu korban pertama di Jalur Gaza saat Israel kembali melakukan serangan udara setelah gencatan senjata yang bertahan enam jam.

Sebuah ledakan melempar bocah berambut keriting itu dari tangga tingkat 11 dan membuat bagian kepala tengkoraknya retak.

Neneknya, Wedad al-Jarba, tak bisa menahan kemarahannya. Dia hanya bisa mengangkat bahu. Seperti banyak warga Gaza yang diwawancarai, dia merindukan kesepakatan yang mengubah kehidupan di Gaza. Namun, dia meragukan proposal gencatan senjata Mesir mampu melakukannya.

“Setiap kali mereka melakukan gencatan senjata, tapi kemudian semuanya kembali seperti semula, pengepungan, penutupan. Kemudian, mereka mengebom lagi,” ujar Wedad, dilansir New York Times, Selasa (15/7).

Kegamangan meluas di Jalur Gaza, sebuah wilayah yang sempit dengan panjang 25 mil dan terimpit di antara Israel, Mesir, dan laut.

Israel menduduki Gaza dalam Perang Enam Hari pada 1967. Mereka menguasai perbatasan serta wilayah udara dan laut Palestina. Kontrol Israel berlanjut setelah hampir sembilan tahun pascapenarikan tentara dan pendudukan mereka.

Israel melakukan blokade dan membatasi kegiatan ekspor dan impor warga Palestina.  Zionis mencegah warga Gaza meninggalkan wilayahnya. Hanya sebagian kecil warga yang bisa pergi.

Serangan Israel menewaskan lebih dari 200 warga Palestina, termasuk 40 anak-anak dalam serangannya selama sepekan.

“Semua orang ingin serangan berhenti. Siapa yang ingin dibom?” kata kepala ruang gawat darurat di Rumah Sakit Al-Shifa Ayman al-Sahbani.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement