Sabtu 19 Jul 2014 19:43 WIB

Terkait MH17, Pemerintah dan Separatis Ukraina Biacarakan Zona Aman

Rep: C45/ Red: Julkifli Marbun
Pesawat Malaysia airlines (AP/JoePriesAviation.net)
Foto: AP Photo/JoePriesAviation.net
Pesawat Malaysia airlines (AP/JoePriesAviation.net)

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pemerintah Ukraina dan pemberontak pro-Rusia menjalin pertemuan membicarakan dibukanya zona aman di lokasi jatuhnya pesawat Malaysian Airlines MH17. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberi ruang bagi evakuasi jenazah para korban dan penyelidikan lebih lanjut.

Kepala Badan Keamanan Ukraina Valentyn Nalyvaychenko, melalui televisi, mengumumkan telah disepakati bentang zona aman sepanjang 20 kilometer. "Dengan ini Ukraina bisa segera mengidentifikasi para korban dan mengantarkan mereka pada keluarga masing-masing," ujar Valentyn, seperti dilansir The Guardian, Sabtu (19/7).

Namun demikian, pejabat senior Republik Rakyat Donetsk, negara yang diplokramasikan pemberontak, menyanggah adanya kesepakatan tersebut.

Pembicaraan dua pihak yang terlibat perang tersebut digagas sehubungan dengan kunjungan para penyelidik dari Inggris dan Malaysia. Mereka datang untuk bergabung dalam penyelidikan yang dipimpin oleh pemerintah Ukraina.

Menurut The Guardian, enam orang peneliti dari Biro Investigasi Kecelakaan Udara Inggris turut membantu menyelidiki jatuhnya pesawat berpenumpang 298 orang itu. Keterlibatan Inggris tersebut tak lain karena 10 orang warga mereka turut menjadi korban dalam tragedi tersebut.

Dunia internasional sementara ini menuding pihak pemberontak pro-Rusia merupakan dalang di balik jatuhnya pesawat jenis Boeing 777 tersebut. Meskipun begitu, sejumlah teori menyebut tentara Rusia-lah yang diduga menembakan misil yang menghancurkan pesawat nahas jurusan Amsterdam-Kuala Lumpur itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement