REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- AS desak Presiden Rusia Vladimir Putin yang harus memegang tanggung jawab atas jatuhnya maskapai Malaysia Airlines Flight MH17, Kamis (17/7) lalu.
"Kami percaya Separatis Rusia yang melakukan tembakan tersebut. Lagi pula, mereka tidak dapat melakukan apapun tanpa orang Rusia," ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Marie Harf.
Ia berkata, semua tanggungjawab harus diletakkan ke kaki Presiden Putin, tetapi tak hanya peristiwa jatuhnya MH17 malainkan seluruh peristiwa yang terjadi selama konflik ini berlansung.
Sebelumnya para pejabat mengatakan bahwa pelatihan yang diberikan oleh pemerintah Rusia dalam pertahanan udara telah berkontribusi terhadap faktor penilaian pribadi meeka. "Kami telah mengkaji kasus ini dengan sangat rinci dan kami pun sangat terbuka dengan penilai kami di sini," ujarnya.
Harf melanjutkan, Rusia telah berulang kali melakukan kebohongan terkait apa pun yang terjadi di luar sana, seperti halnya saat pernyataan Rusia yang mengatakan tidak ada pasukan Rusia di Krimea. Namun, pada kenyataannya banyak pasukan yang tersebar di Krimea.
"Jadi tidak ada kredibilitas di pihak mereka."
Pada Kamis (17/7) masakapai Malaysia Airlines Flight MH17 jatuh didaerahj perbatasan anatar Rusia dan Ukraina. Jatuhnyanya pesawat diduga karena ditembak oleh pasukan separatis pro Rusia.
Sementara itu, antara pemerintah Ukraina dan pemerintah Rusia saling melempar tanggung jawab atas peristiwa jatuhnya MH17 yang menyebabkan seluruh penumpang tewas sekitar 296 orang.