REPUBLIKA.CO.ID,
Sedikitnya 121 anak-anak terbunuh akibat serangan Israel.
Israel mengakui tentaranya yang hilang, Selasa (22/7). Tentara tersebut bernama Oron Shaul. Dua hari sebelumnya, sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengaku telah menangkap tentara Israel bernama Shaul Aron. Al-Qassam bahkan menyebut nomor seragam tentara Israel tersebut.
Tak disebutkan apakah korban masih hidup atau sudah tewas. Dalam pernyataannya Selasa kemarin, Israel mengatakan, enam tentara mereka yang tewas akibat serangan pejuang Palestina telah berhasil diidentifikasi.
Prajurit Israel itu tewas ketika kendaraan bersenjata yang mereka tumpangi diserang. Saat kejadian ada tujuh tentara di kendaraan tersebut.
Surat kabar Israel, Haaretz, melaporkan, tentara Zionis telah hilang dan diyakini tewas setelah kendaraan mereka diserang.
Channel 10 News Israel mengabarkan, militer yakin orang yang dinyatakan diculik tersebut terbunuh bersama enam rekannya pada Ahad.
Upaya diplomasi untuk melakukan gencatan senjata terus dilakukan. Namun, sepertinya belum bisa tercapai dalam waktu dekat.
Gencatan senjata kemanusiaan yang diusulkan tak kunjung disepakati. Haaretz melaporkan, Israel menolak gencatan senjata selama lima jam yang sebelumnya diusulkan.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry meminta Israel untuk melakukan gencatan senjata. Ia juga mengadakan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon di Kairo untuk membicarakan hal tersebut.
Kerry mengatakan, AS sangat prihatin dengan terus meningkatnya korban sipil Palestina di Jalur Gaza. Namun, ia tetap menekankan, operasi militer Israel dilakukan secara sah karena hal itu merupakan bagian dari upaya pertahanan diri.
"Kami sangat prihatin dengan warga di Gaza yang harus terkena serangan pertahanan diri Israel. Tidak ada negara yang dapat berdiri dengan serangan yang mengancam mereka," ujar Kerry, seusai pertemuan di Kairo, dilansir Al Ahram, Senin (21/7).
Menteri Kehakiman Israel Tzipi Livni mengatakan, gencatan senjata tidak akan tercapai dalam waktu dekat. Sedangkan, Hamas mendesak Israel dan Mesir mengakhiri blokade Jalur Gaza dan membebaskan ratusan warga Palestina yang ditahan.