REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Juru Bicara Perdana Menteri Israel Offir Gendelman menganggap laporan Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHCR) hanya sebuah lelucon. Sebelumnya UNHCR mengeluarkan laporan berisi bukti-bukti pelanggaran HAM yang dilakukan Israel dalam operasi militernya ke Jalur Gaza.
"Seharusnya Dewan Keamanan PBB melakukan penyelidikan kepada Hamas," kata Gendelman seperti yang dikabarkan Middle East Monitor (MEMO), Kamis (24/7).
Menurutnya, Hamas telah menjadikan rumah sakit sebagai basis militer dan sekolah dijadikan tempat penyimpanan senjata, serta menembakan roket-roketnya dari lokasi yang berdekatan dengan sekola, rumah dan masjid.
Pun, Gendelman menuduh pejuang Hamas yang melakukan pelanggaran HAM karena menjadikan manusia sebagai tameng. Bahkan, ia mempertanyakan keputusan Dewan HAM PBB yang justru tidak melakukan penyelidikan atas tuduhannya tersebut terhadap Gaza. "Sungguh keputusan yang lucu," ujarnya.
Penyelidikan terhadap agresi Israel ini merupkan hasil keputusan yang dilakukan dari voting yang Dewan HAM PBB. Hasil voting tersebut lalu disertai dengan keputusan untuk segera mengirim satu komisi internasional yang secara independen melakukan penyelidikan atas tindakan kejahatan Israel.
Selain itu, ditugaskan pula agar menyiapkan daftar pelanggran dan kejahatan serta menetapkan siapa yang harus bertanggung jawab yang kemudian akan diadili di Mahkamah Internasional sehingga tidak ada lagi pihak yang kebal hukum.
Sejak 8 Juli yang lalu Isarel memulai serangannya terahadap Gaza, paska terbunuhnya tiga remaja yang hilang di Tepi Barat. Operasi yang dilancarkan Israel ini dengan sandi "Karang Koko", yang mana telah menyebabkan sekiat 700 lebhi warga Palestina meninggal dunia dan sekitar 4750 lebih warga Palestina lainnya terluka.