Jumat 25 Jul 2014 14:47 WIB

Ini Lokasi Jatuhnya Pesawat Aljazair

Rep: c66/ Red: Bilal Ramadhan
Pesawat Jatuh (Ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pesawat Jatuh (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO-- Bangkai pesawat Algerie Air dengan nomor penerbangan AH5017 ditemukan di gurun Mali utara, Kamis (24/7). Pesawat penerbangan Aljazair  yang membawa 110 penumpang dan enam awak jatuh dalam perjalanan dari Ougadougou, Burkina Faso ke Ibukota Algier.

Sebelumnya, pesawat AH5017 ini kehilangan kontak dengan menara pengawas pada kamis pagi. Pesawat kehilangan kontak sekitar 50 menit setelah lepas landas. Saat itu menara pengawas menerima laporan bahwa pilot hendak merubah arah penerbangan karena cuaca buruk.

Dua jet tempur Prancis dan helikopter PBB telah melakukan pencarian selama berjam-jam untuk mencari bukti yang menunjukan keberadaan pesawat di sekitar wilayah terpencil di Mali utara. Televisi Pemerintah Mali melaporkan, puing-puing pesawat ditemukan ditemukan di sekitar perbatasan Burkina Faso.

Jenderal Gilbert Diendere, salah satu anggota tim investigasi AH5017 dari Burkina Faso mengatakan puing-puing pesawat saat ini telah diperiksa. Ia mengatakan puing-puing yang tengah diselidiki terdapat di dekat desa Boulikessi, desa yang terletak sekitar 50 km atau 31 mil dari perbatasan Mali dan Burkina Faso.

"Tim telah mengkonfirmasi bahwa sisa puing pesawat ditemukan dalam kondisi benar-benar terbakar dan berserakan di atas tanah," ujar Diendere, kepada sebuah stasiun televisi lokal Mali, Kamis (24/7).

Diendere juga mengatakan, tim tidak melihat satupun orang-orang dalam pesawat di sekitar lokasi. Tim investigasi memperkirakan tidak ada satupun orang yang selamat dalam kecelakaan pesawat Algerie AH5017 ini.

Sebagian besar penumpang dalam AH5017 dilaporkan adalah warga negara Prancis. Pemerintah Burkina Faso memberi rincian sebanyak 51 penumpang adalah warga negara Prancis, 27 berasal dari Burkinabe, delapan Lebanon, enam Aljazair, lima Kanada, empat Jerman, dan dua Luksemburg. Sisa penumpang masing-masing satu  berasal dari Kamerun, Belgia, Mesir, Ukraina, Swiss, Nigeria, dan Mali.

Presiden Prancis Francois Hollande menyatakan rasa bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga dan kerabat para korban. Kantor kepresidenan Prancis juga mengatakan tim militer Prancis telah dikerahkan ke lokasi untuk mengamankan situs dan mengumpulkan bukti.

"Unit militer Prancis akan melakukan pengamanan di situs penemuan bangkai pesawat dan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Hingga saat ini yang kami ketahui, pesawat ditemukan dalam keadaan hancur," ujar pernyataan dari Kantor Kepresidenan Prancis, dilansir BBC, Kamis (24/7).

Cuaca buruk diduga kuat menjadi penyebab utama kecelakaan pesawat ini. Menurut laporan dari ahli metereologi Mari Ramos, pesawat melewat jalur penerbangan yang saat itu sedang dilanda badai. Pada tahun ini, wilayah yang menjadi rute penerbangan pesawat AH5017 ini juga sering diterjang petir. Pesawat Algerie Air AH5017 disewa dari salah satu perusahaan swasta spanyol Swiftair. Pesawat ini berjenis McDonnekk Dougas MD-83.

Algerie Air adalah maskapai penerbangan nasional Aljazair. Maskapai ini telah mengoperasikan penerbangan hingga ke-28 negara. Sebelumnya, pesawat ini pernah mengalami insiden paling mematikan pada 2003 lalu, dimana saat itu penerbangan domestik jatuh sesaat setelah lepas landas dan menewaskan hingga 102 orang di dalamnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement