Jumat 25 Jul 2014 21:43 WIB

Baju Lebaran Buat Dai dan Merbot Masjid

Abah Inan memakai baju hadiah Lebaran.
Foto: Dok DDII
Abah Inan memakai baju hadiah Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN – Suatu hari usai shalat di Masjid Nabawi, Madinah, Rasulullah SAW tampak kehilangan sesuatu. Pandangan matanya menyapu sekeliling masjid. Tak ditemukan, beliau lantas bertanya kepada para sahabatnya perihal seorang nenek yang biasa membersihkan Masjid Nabawi.

“Oh, ia sudah meninggal,” kata seorang sahabat.

Mendengar kabar ini, Nabi kelihatan gusar. “Kenapa kalian tidak memberitahuku?” kata Beliau.

Sahabat menjelaskan bahwa nenek itu meninggal pada malam hari, dan mereka tidak ingin mengganggu Nabi dengannya.

Rasulullah SAW masygul mendengarnya. Beliau tampak kehilangan sekali dengan kepergian nenek tua itu.

Kelak, Pendiri Dewan Dawah Islamiyah Indonesia (DDII) DR Mohammad Natsir menjelaskan, seorang merbot masjid juga adalah seorang dai atau daiyah, karena pekerjaannya memfasilitasi aktivitas dakwah. Dan, seperti dinyatakan dalam Alquran, siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru ke jalan Allah, beramal saleh, dan beriman kepada Allah.

Keteladanan Nabi SAW itulah yang melatari Lazis Dewan Dakwah membuat ‘Program Pembagian Hadiah Baju Lebaran’. Program ini bermaksud mengajak happiness sharing (berbagi kebahagiaan) dengan para dai dan merbot masjid jelang Idul Fitri. Program ini mempersembahkan bingkisan berupa baju koko, kain sarung serta peci, agar dai dan petugas merbot tampil lebih segar saat Idul Fitri.

Salah satu penerimanya adalah Abah Inan, merbot Masjid Al-I’tishom, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten. Abah selama ini setia standby di masjid terutama jelang waktu azan.

“Maklumlah, kadang-kadang barudak sok lalulumpatan, jadi teras masjid teh gampang kotor, kudu dicarek (maklumlah anak-anak suka lari-lari di masjid, jadi harus diawasi supaya teras masjid tidak kotor),” tutur Abah.

Sehari-hari, Abah menyapu dan mengepel lantai masjid. Ia yakin yang dilakukannya termasuk ibadah yang akan membuahkan pahala, meskipun kebanyakan orang tidak menganggap penting pekerjaannya. Maka, Abah terkejut tatkala menerima bingkisan Lebaran dari donatur Lazis Dewan Dakwah. 

“Alhamdullillah, Abah mah nganuhunkeun pisan. Ieu mah meni leuwih ti cukup, Insya Allah manfaat pisan (Alhamdulillah, Abah sangat berterima kasih. Ini lebih dari cukup, insya Allah sangat bermanfaat bagi Abah),” katanya penuh haru sampai setengah terisak ketika menerimanya.

Emak Isah, istri Abah, beserta keempat cucunya, turut bahagia karena menerima bingkisan sembako berisi macam-macam kebutuhan sehari-hari yang biasanya hanya bisa mereka pandangi di layar televisi.

Seperti Abah, Ustaz Bey Hanafi dan Ustaz Sulaiman juga merasa bahagia menerima bingkisan Lebaran. “Alhamdulillah, beta (saya) mantap memakai ini untuk jadi khatib shalat Ied,” ujar Sulaiman, dai Dewan Dakwah asal Maluku yang kini bertugas di Desa Tambang Ayam, Anyer, Banten.

Hal yang sama dikemukakan Ustaz Bey, yang mengaku pernah meminta baju batik yang dikenakan Ketua Umum Dewan Dakwah KH Syuhada Bahri sebagai kenang-kenangan.

“Saya ucapkan terima kasih kepada para muhsinin yang telah memberikan hadiah ini lewat Lazis Dewan Dakwah. Semoga pahala berdakwah memakai busana ini juga mengalir buat mereka,” tutur kata Ustaz Bey sambil memantas-mantaskan diri dengan baju koko yang baru diterimanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement