REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai demokrasi Indonesia semakin matang dan maju. Hal itu juga berarti konsolidasi demokrasi berhasil dilakukan.
Salah satu indikator yang gampang dilihat adalah pengakuan dan apresiasi masyarakat internasional atas pelaksanaan demokrasi di tanah air.
Contohnya, Sekjen PBB Ban Ki Moon dan sejumlah pemimpin dunia yang memberikan apresiasi atas penyelenggaraan Pilpres yang adil dan damai, melalui telepon komunikasi langsung atau pernyataan tertulis.
“Tentu ini membanggakan, dan sekali lagi patut kita syukuri," tutur SBY lewat program “Isu Terkini” yang diunggah dalam youtube pada Jumat (25/7).
Meski begitu, jangan cepat berpuas diri dengan pencapaian demokrasi saat ini. Menurutnya, jalan menuju demokrasi yang matang masih panjang. Terutama untuk menciptakan pemilu yang berkualitas dan bermartabat.
Apalagi masih banyak ditemukan politik uang selama pemilu digelar. Begitu pula intimidasi atau paksaan kepada masyarakat.
"Ini menjadi kekhasan kita, kalau politik atau demokrasi, atau pemilihan umum di negeri ini biayanya amat mahal. Itu juga tidak baik. Saya kira bukan itu demokrasi yang hendak kita tuju dan hadirkan,” tegas Presiden SBY.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penyempurnaan agar demokrasi serta pemilu semakin ke depan semakin baik.
“Ini menjadi tugas kita semua, tugas dari satu generasi ke generasi lain, dengan keyakinan insya Allah negeri kita bisa insya Allah Indonesia bisa,” katanya.