REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Filsuf Italia Gianni Vattimo didesak meminta maaf atas perkataannya yang menyinggung Pemerintah Israel. Gianni pun menyatakan maafnya setelah mengucapkan harapan agar makin banyak tentara Israel yang tewas dalam perang di Jalur Gaza.
Dalam wawancara telepon dengan Haaretz, Rabu (30/7), Gianni mengaku menyesali perkataannya dan merasa malu. Namun, dia tetap mempertahankan pernyataannya kontroversial lainnya yakni bahwa Israel adalah bangsa barbar.
Gianni, intelektual terkenal di Italia dan mantan anggota parlemen Uni Eropa, diwawancara awal bulan ini tentang Operasi Perlindungan Perbatasan Israel di Radio24 Italia. Ia membandingkan kebiadaban Israel saat ini dengan kekejaman Nazi Jerman dan Spanyol di bawah diktator Jenderal Franco.
Gianni menyarankan para sukarelawan internasional membentuk barikade global untuk memerangi Israel bersama prajurit Hamas. Ia juga mengajak masyarakat global menyumbang uang untuk membeli lebih banyak roket bagi Hamas.
Ketika ditanya apakah ia ingin lebih banyak tentara Israel tewas, Gianni menjawab, "tentu!" Secara pribadi, ia mengaku dengan senang hati akan menembak para tentara Zionis ini.
Pernyataan Gianni ini pun memicu protes keras dari Pemerintah Benjamin Netanyahu dan komunitas Yahudi di Italia. Media-media Italia ikut memanaskan suasana dengan terus mengangkat isu ini.
Meski meminta maaf, Gianni tetap menyamakan Israel seperti Nazi dan menyebutnya sebagai bangsa tidak beradab. Ia mendukung jika Eropa membela Hamas dengan membelikan mereka roket.