REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Utusan gabungan Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islam, pada Sabtu (2/8) akan berangkat ke Kairo, Mesir untuk membicarakan gencatan senjata meskipun pertempuran kembali meletus di Gaza, kata kantor Presiden Mahmud Abbas.
"Abbas membentuk perutusan, yang akan berangkat ke Kairo pada Sabtu, apa pun keadaannya," kata pernyataan kantornya.
Ada 12 anggota yang diutus. Beberapa diantaranya termasuk pembantu Abbas, Azzam Ahmed, kepala keamanan pemerintah Palestina Majed Faraj, beberapa pejabat tinggi Hamas, termasuk Mussa Abu Marzuq, dan anggota terkemuka Jihad Islam, Ziad Nakhale.
Pernyataan itu mengatakan mereka dan pejabat Mesir akan membahas langkah untuk mencapai gencatan senjata dalam perang berdarah di Gaza. Perang tersebut telah menewaskan hampir 1.500 warga Palestina dalam 25 hari selain 61 tentara dan tiga warga Israel.
Pengumuman itu keluar sesudah Jihad Islam menyatakan Mesir menunda pembicaraan tentang gencatan senjata jangka panjang.
"Pejabat Mesir menghubungi Jihad Islam dan menyatakan Israel memberitahu mereka bahwa tentara diculik," kata wakil pemimpin kelompok itu, Ziad Nakhale, kepada AFP, "Pembicaraan ditunda."
Juru bicara tentara Israel menyatakan gencatan senjata selama 72 jam yang dimulai pada Jumat pukul 12.00 WIB, berakhir setelah seorang prajurit diduga diculik oleh Hamas. Israel menyatakan akan terus menghancurkan Gaza.
Hamas pun sempat menolak usulan Mesir untuk membahas gencatan senjata. Alasannya, tuntutan hamas tak diindahkan.