REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Asisten pribadi Ustaz Abu Bakar Baasyir (ABB), Hasyim Abdullah, menyatakan bahwa terpidana kasus terorisme itu tidak berbaiat kepada "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS). Ia menegaskan baiat Ba'asyir hanya kepada "Daulah Khilafah Islamiyyah".
"Pemberitaan itu perlu diluruskan. ISIS itu sebelum terbentuknya Daulah Khilafah Islamiyyah," kata Hasyim di Cilacap, Senin (5/8) malam.
Dalam hal ini, kata dia, setelah terbentuknya "Daulah Khilafah Islamiyyah" diangkatlah seorang khalifah sebagai "ulil amri" atau pemimpin dunia.
"Itulah yang membuat Ustaz ABB berbaiat kepada khilafah bukan kepada ISIS," katanya menjelaskan.
Menurut dia, ISIS hanyalah sebuah organisasi yang memperjuangkan kekuasaan di Irak dan Syam (Suriah) atau gerakan perjuangan jihad.
Setelah di berbagai wilayah yang dikuasai ISIS diberlakukan syariat Islam, lanjut dia maka dibentuklah khalifah sehingga berubah menjadi "Daulah Khilafah Islamiyah".
"Atas dasar Daulah Khilafah Islamiyah itulah, banyak orang berbaiat karena menyangkut keyakinan. Dalam Islam itu, apabila sudah terbentuk khilafah, wajib bagi kaum Muslimin di mana saja untuk berbaiat kepada khalifah karena kalau tidak (berbaiat--Red) akan terkena ancaman Rasulullah, yaitu matinya mati jahiliyah," katanya.
Terkait pemberitaan mengenai Ustaz ABB membaiat sejumlah terpidana kasus terorisme di Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Hasyim mengatakan bahwa hal itu perlu diluruskan.
"Ustaz ABB itu bukan membaiat yang ada di dalam (Lapas Pasir Putih--Red), tetapi bersama-sama dengan orang yang sepaham atau orang yang sudah sepakat untuk berbaiat kepada khalifah," katanya.