Kamis 07 Aug 2014 12:59 WIB

Parlemen Inggris Tuntut Pembatasan Terhadap Palestina Diakhiri

Rep: Hilyatun Nishlah/ Red: Muhammad Hafil
Anak Gaza berusia sembilan tahun, Hanen Al Bakri, menerima perawatan di Rumah Sakit Al Shifa, Gaza, Palestina.
Foto: EPA/Mohammed Saber
Anak Gaza berusia sembilan tahun, Hanen Al Bakri, menerima perawatan di Rumah Sakit Al Shifa, Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Angota palemen Inggris mengatakan, pembatasan Israel yang berlebihan terhadap wilayah Palestina tidak dapat dibenarkan. Meskipun bertujuan untuk melindungi Israel, AFP melaporkan, Rabu (6/8). 

"Kami menantang pernyataan bahwa pembatasan yang membatasi ekonomi di wilayah pendudukan Palestina tersebut didasarkan pada kebutuhan keamanan Israel dan dapat dibenarkan dengan alasan keamanan," kata laporan yang disampaikan oleh Komite Pembangunan Internasional parlemen Inggris, Rabu (6/8). 

Laporan tersebut menyatakan keprihatinan khusus tentang situasi di Hebron, kota Palestina di Tepi Barat bagian selatan. "Kami terkejut oleh apa yang kami lihat selama kunjungan ke Hebron. Kami pun menghargai kekhawatiran keamanan Israel," lanjutnya. 

Tetapi, hal tersebut tidak dapat membenarkan pembatasan kepada warga Palestina di Hebron yang sangat mempengaruhi kehidupan, pembangunan ekonomi dan keamanan bagi warga Palestina.

Kelompok yang memonitori pelayanan pemerintahan Ingris terkait pembangunan internasional menyerukan kepada London dan Eropa untuk berbicara dan menentang pembatasan yang mencegah pembangunan ekonomi di wilayah pendudukan, sebagai hal yang mendesak. 

Desakan ini muncul sehari setelah Baroness Sayeeda Warsi mengundurkan diri sebagai menteri. Hal tersebut dilakukannya sebagai bentuk protes kepada pemerintah Inggris yang dikatakannya telah gagal dalam mengutuk pembunuhan Israel terhadap warga sipil di Gaza. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement