Jumat 08 Aug 2014 11:27 WIB

Puluhan Ribu Orang Dipaksa Tinggalkan Rumah di Irak Barat

Kekerasan masih melanda Irak.
Foto: EPA
Kekerasan masih melanda Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan puluhan ribu orang telah dipaksa meninggalkan rumah mereka dan sangat memerlukan bantuan penyelamat nyawa akibat kerusuhan di Sinjar, Irak Baratlaut.

"Meskipun situasi masih mudah bergolak dan jumlahnya tak bisa diabsahkan secara independen, ribuan keluarga, banyak di antara mereka perempuan, anak kecil dan orang tua, kini terjebak di Gunung Sinjar," kata Farhan Haq, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, dalam taklimat harian di Markas PBB, New York, Kamis (7/8).

Pemerintah Irak mempkerirakan ada sebanyak 50 ribu orang di Sinjar. "Sebanyak 200 ribu orang dilaporkan telah pergi ke Gubernuran Dohuk di Wilayah Kurdi atau ke daerah perbatasan sengketa did alam Provinsi Ninewa," katanya.

Sejumlah laporan menyebutkan, kelompok gerilyawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah menguasai dua kota kecil utama dan sedikitnya tiga daerah lagi di Provinsi Ninewa di Irak Utara dan di ujung Wilayah Semi-Otonomi Kurdistan. Gerilyawan ISIS pada Rabu (6/8) malam juga menyerbu kota kecil utama Talkif dan Qaraqoush, serta kota kecil Bartella, Bashiqa dan Al-Guier di sebelah timur dan timurlaut Ibu Kota Provinsi Ninewa, Mosul.

"Lembaga PBB dan mitra menyediakan buat orang yang kehilangan tempat tinggal bantuan darurat termasuk makanan, air, perawatan kesehatan dan barang dasar rumah tangga," kata Haq, sebagaimana dikutip Xinhua.

Situasi di Irak sedang dibahas pada Kamis (7/8) sore oleh Dewan Keamanan PBB dalam pertemuan tertutup. Organisasi Pendidikan, Sains dan Kebudayaan PBB (UNESCO) telah menyampaikan kekhawatiran sehubungan dengan laporan pelanggaran kebebasan akademis di berbagai universitas di Irak, termasuk universitas di Mosul, Tikrit, Anbar dan Diyala.

"Ada laporan bahwa profesor, peneliti dan mahasiswa telah menghadapi tekanan yang meningkat, terutama di bidang hukum, ilmu agama dan pendidikan," kata Haq.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement