REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pusat rekrutmen anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dikabarkan bukanlah di Mosul. Hal ini disampaikan seorang pria yang tinggal di Mosul dan mengetahui proses perekrutan tersebut.
Dilansir CNN, pria yang meminta disebut Abu Younis ini mengatakan sebenarnya perekrutan anggota ISIS terjadi di tempat lain, bukan di Mosul. Younis mengatakan ia pernah mengunjungi pusat perekrutan tersebut, namun tak menyebutkan secara pasti dimana letaknya.
Younis mengatakan perekrutan kadang dilakukan di masjid. Pekan lalu, tentara angkatan udara Irak menargetkan masjid al-Mufti di Mosul Barat yang dicurigai sebagai tempat rekrutmen.
Akibatnya, dua orang tewas dalam insiden tersebut. CNN tidak dapat memverivikasi informasi ini secara independen. Sementara itu, Abu Raad, salah seorang warga Sunni di Irak mengatakan anaknya berubah sejak bergabung dengan ISIS.
Sebelumnya ISIS menyapu Mosul, anaknya senang mendengarkan musik dan bermain video game. “Kemudian dia berubah. Dia berhenti bertindak seperti anak normal beberapa minggu yang lalu,” kata Abu Raad.
Abu Raad mengaku kecewa dengan keputusan anaknya itu. Menurut dia, anaknya dulu bercita-cita sebagai seorang insinyur. Namun, kini ia menjadi seorang teroris.
Pekan lalu, anaknya yang masih berusia 19 tahun pulang kerumah dan mengatakan bahwa dia pergi dari rumah dan bergabung dengan Negara Islam. Abu Raad juga meminta disembunyikan julukan Arabnya karena takut pembalasan dari ISIS.
Anak laki-laki Abu Raad kini menjadi salah satu dari ratusan loyalis Sunni muda yang telah bergabung dengan ISIS dalam beberapa pekan terakhir. Ratusan loyalis Sunni ini direkrut dari provinsi Ninawah, Salaheddin, dan Anbar.