REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel dan Palesitna kembali melanjutkan pembicaraan untuk mengakhiri secara pertempuran yang terjadi di Gaza secara menyeluruh, Senin (11/8). Pembicaraan dilakukan setelah kedua pihak sepakat melakukan gencatan senjata terbaru selama 72 jam.
Hamas mengatakan perundingan baru yang dilakukan oleh Palestina dan Israel adalah kesempatan terakhir yang dapat dilakukan untuk mencapai kesepakatan menghentikan perang di Jalur Gaza. Hamas telah menuntut blokade terhadap Gaza yang selama ini dilakukan Israel harus diakhiri, sebagai syarat utama gencatan senjata permanen dapat dilakukan.
Namun, hal itu nampaknya masih dipertimbangkan oleh Israel. Hal ini menurut Israel karena mereka khawatir hal ini akan mempermudah para pejuang di Jalur Gaza, akan mudah mendapatkan senjata dari luar negari dan menimbulkan ancaman keamanan ke wilayah mereka.
Mesir, sebagai pihak yang menengahi gencatan senjata telah mendesak dua belah pihak, baik Israel maupun pejuang Palestina untuk saling menghentikan serangan. Internasional juga terus mendesak gencatan senjata dilakukan secara permanen, mengingat banyaknya korban sipil yang berjatuhan di Jalur Gaza.
Sebanyak 1.938 warga Palestina tewas akibat serangan intensif Israel yang berlangsung satu bulan lamanya. Sebagian besar korban adalah warga sipil, termasuk wanita, anak-anak, dan orang tua.
Menteri Urusan Strategis Israel Yuval Steinitz mengatakan, perang di Jalur gaza hanya dapat diakhiri dengan melakukan pelucutan senjata terhadap para pejuang Palestina di wilayah tersebut. Ia menekankan, hal itu sangat penting untuk dilakukan agat pertempuran tak akan dapat dilakukan kembali. Diplomasi, menurut Steinitz adalah hal yang sangat penting untuk mengakhiri konflik Palestina dan Israel dibanding melakukan pertempuran.
Menurut Steinitz, jika solusi diplomatik melalui perundingan mengakhiri pertempuran tak juga tercapai, Israel harus kembali untuk melakukan serangan di Jalur Gaza. Dalam tuntutannya, Israel juga meminta Hamas tidak akan lagi menggunakan terowongan yang selama ini digunakan untuk memasuki wilayah Israel.