REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mengaku tak berencana untuk memperluas serangan udaranya terhadap kelompok radikal ISIS di Irak. Serangan udara AS ini dilakukan guna melindungi kepentingannya serta para stafnya di Irak.
"Tak ada rencana memperluas serangan udara saat ini selain hanya serangan pertahanan diri," kata Letnan Jenderal William Mayville di Pentagon.
Pekan lalu, sejumlah pesawat tempur AS telah melancarkan serangannya mengalahkan para militan ISIS yang telah mengancam kehidupan kelompok minoritas Yazidi serta menyerang Arbil. Arbil merupakan ibukota daerah otonomi Kurdi dimana sejumlah fasilitas milik AS berdiri.
Pesawat AS juga membantu pasukan Irak menyalurkan bantuan pada ribuan warga Yazidi yang terjebak di pegunungan Sinjar setelah terusir dari kotanya. "Yang kami lakukan saat ini adalah melindungi fasilitas AS dan warga Amerika di fasilitas tersebut," katanya.
Lanjutnya, misinya adalah melindungi pesawat AS yang memberikan bantuan kemanusian di pegunungan Sinjar serta menargetkan militan ISIS yang mengepung pegunungan itu. Pesawat AS dan Irak menyalurkan sejumlah bantuan kepada para pengungsi Yazidi.
Meskipun beberapa warga Yazidi telah diselamatkan, diperkirakan masih terdapat banyak warga lainnya yang terjebak.