REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seperti dikutip dari website resminya, rumah ibadah Baha'i terbuka untuk semua orang. Gaya arsitektur dari bangunannya terdapat sembilan pintu masuk pada sembilan sisi dan kubah di pusat bangunan.
Gaya seperti itu menurutnya, melambangkan keragaman manusia dan kesatuan esensial. Bangunan juga biasanya terletak di taman yang ditata megah.
Sementara itu, program kebaktian mereka sederhana. Doa, meditasi, dan membaca dari kitab suci pilihan dari keyakinan Baha'i dan agama-agama lainnya di dunia. Dan terdapat musik yang ditampilkan oleh paduan suara tanpa pendamping.
Rumah Ibadah tersebut dimaksudkan sebagai pusat spiritual untuk berbagai lembaga, yang didekasikan untuk ilmu pengetahuan, kemanusiaan, pendidikan dan layanan administratif.
Kuil Baha'i dibangun di setiap wilayah di mana umat Baha'i tinggal. Dan masing-masing, dikelilingi oleh lembaga pelayanan sosial. Hingga saat ini menurutnya, telah tujuh rumah ibadah dibangun, yang setidaknya satu di setiap benua.
Di beberapa negara telah dibangun rumah ibadah umat Baha'i. Di New Delhi, India, terdapat rumah ibadah Baha'i yang dibangun pada 1986. Masyarakat setempat mengenalnya dengan 'Rumah Ibadah Lotus'. Baru-baru ini rumah ibadah ini dirayakan yang ke 25 tahun.
Rumah Ibadah Baha'i juga terdapat di Jerman, di Samoa, Kampala, Uganda, Australia, Jerman, Panama, Samoa Barat dan di Chile. Di Chile, rumah ibadahnya tengah dalam proses pembangunan.
Rumah Ibadah pertama dibangun di kota Ashkhabad di Asia Tengah, saat itu masih masih wilayah Rusia, yang selesai dibangun pada tahun 1908. Hingga tahun 1938, bangunan itu menjadi tempat ibadah Baha'i hingga kemudian diambil alih pemerintah Soviet.
Di Barat, rumah ibadah pertama selesai pada tahun 1953 do Wilmette, Illinois, Amerika Serikat. Sementara itu, makam suci Bab berada di Haifa, Israel. Dan makam Baha'u'llah berada di Akka, Israel.